Rabu 09 Sep 2020 20:07 WIB

Kesulitan yang Dihadapi Orang Tua Saat Anak Belajar di Rumah

Matematika menjadi satu tantangan terbesar bagi anak berusia sembilan dan 12 tahun.

Rep: Santi Sopia/ Red: Qommarria Rostanti
Anak belajar di rumah (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Anak belajar di rumah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BOSTON -- Sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) membuat orang tua perlu ekstra mendampingi anak. Sayangnya, momen yang seharusnya membahagiakan justru sebaliknya membuat anak maupun orang tua frustrasi.

Metode pembelajaran jarak jauh memberikan tantangan tersendiri, termasuk memahami pelajaran sekolah, kendala teknis, serta kondisi mental ortu dan anak.

Dilansir di CNN, Rabu (9/9), menurut penelitian terbaru dari Common Sense Media dan Boston Consulting Group, sekitar 15 juta hingga 16 juta siswa sekolah negeri K-12 di AS tinggal di rumah dengan koneksi internet yang tidak memadai.

Masalah tidak sampai di situ. Pembelajaran jarak jauh juga membuat anak-anak dan orang tua tidak mudah mengendalikan emosi. Siapapun yang memiliki anak usia sekolah mungkin bisa memahami situasi membingungkan seperti sekarang.

"Menjaga anak saya yang berusia sembilan tahun pada tugas telah menjadi tantangan terbesar," kata Sareh Baca, manajer portofolio dari Atlanta.

Para orang tua pada 2020 harus bekerja lebih keras dari biasanya. Tantangan menjadi lebih kompleks ketika pendamping juga sekaligus harus bekerja dari rumah.

Lisa Cantrell, direktur pemasaran di Douglasville, Georgia, mengatakan matematika menjadi satu tantangan terbesar bagi anak berusia sembilan dan 12 tahun. "Mereka masih marah jika saya tidak mengerti apa yang mereka coba jelaskan kepada saya," ujarnya.

Metode matematika Common Core mengharuskan anak-anak mengelompokkan angka untuk memecahkan masalah aritmatika, bukan dengan metode vertikal  yang biasa dilakukan kebanyakan orang dewasa. Pendekatan ini melampaui komputasi sederhana untuk menekankan konsep matematika yang lebih dalam.

"Putra kami di kelas dua belajar matematika menggunakan metode pengelompokan dan suami saya harus mempelajarinya. Dia bilang itu berlawanan dengan intuisi," kata Monique Owens dari Mableton, Georgia.

Di antara banyak orang tua yang mengandalkan bantuan pihak luar, Brian Federico, direktur manajemen produk dari Atlanta, bisa menangani masalah ini dengan cukup mudah. "Saya mengajar aljabar saya di kelas empat untuk memecahkan beberapa masalah karena cara lain sulit untuk dipelajari," kata dia.

Di luar itu, orang tua sebagai pihak lebih dewasa tentunya harus lebih mampu menjadi titik sentral yang dapat ditiru. Orang tua adalah teladan bagi anak dalam masa sulit saat ini.

"Anda menjadi segalanya bagi anak Anda," kata Amy Persinger, seorang praktisi perawat dari Bethesda, Maryland.

Dia menekankan penting untuk tetap berkepala dingin. Orang tua bisa melakukan sedikit olahraga, tidur, dan mempertahankan pola makan yang baik setiap harinya. Pasalnya jika hanya melihat terlalu jauh ke masa depan, maka akan mudah kewalahan.

Orang tua perlu mendapat wawasan tentang bagaimana anak-anak belajar dan apa kekurangan serta kekuatan mereka. Anak-anak harus belajar banyak tentang ketahanan dan fleksibilitas.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement