REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sistem imun akan teraktivasi ketika mengenali benda asing yang masuk ke dalam tubuh seperti mikroba, serbuk sari, atau zat kimia. Kondisi ini dapat memicu sebuah proses bernama inflamasi. Namun, inflamasi terkadang bisa berlangsung dalam waktu lama atau kronis.
Inflamasi kronis inilah yang dapat menjadi ancaman bagi kesehatan di masa mendatang. Ada beragam penyakit yang telah diketahui berkaitan dengan inflamasi kronis, beberapa di antaranya adalah kanker, penyakit jantung, diabetes, hingga depresi. Oleh karena itu, penting untuk mencegah terjadinya inflamasi kronis.
Salah satu "alat" terbaik untuk melawan inflamasi ternyata berasal dari dapur di rumah. Studi mengungkapkan pengaturan pola makan atau diet yang sehat dapat membantu mengurangi inflamasi di dalam tubuh. Salah satunya adalah diet antiinflamasi
"Banyak studi eksperimental yang menunjukkan bahwa komponen-komponen dalam makanan atau minuman bisa memiliki efek antiinflamasi," jelas profesor di bidang nutrisi dan epidemiologi dari Departemen Ilmu Gizi Harvard School of Public Health Dr Frank Hu, seperti dilansir Harvard Health Publishing.
Diet antiinflamasi pada dasarnya merupakan diet sehat dan seimbang seperti pada umumnya. Akan tetapi, diet antiinflamasi harus melibatkan berbagai makanan yang dianggap memiliki efek antiinflamasi.
Makanan-makanan antiinflamasi tersebut adalah tomat, minyak zaitun, sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, buah-buahan, serta ikan berlemak seperti salmon, makarel, tuna, dan sarden. Dari berbagai jenis buah dan sayuran, Dr Hu mengatakan blueberry, apel, dan sayuran berdaun hijau dikenal akya akan antioksidan dan polifenol alami. Keduanya merupakan senyawa protektif yang ditemukan dalam tumbuhan.
"Sebuah diet yang sehat tak hanya bermanfaat dalam menurunkan risiko penyakit kronis, tetapi juga memperbaiki suasana hati dan kualitas hidup secara keseluruhan," ujar Dr Hu.
Diet antiinflamasi juga memiliki "pantangan" berupa lima jenis makanan yang harus dihindari atau setidaknya dibatasi. Kelima jenis makanan ini diketahui sebagai makanan yang dapat memicu inflamasi.
Salah satu jenis makanan tersebut adalah karbohidrat olahan seperti roti putih dan pastry. Kentang goreng dan makanan lain yang digoreng juga harus dihindari atau dibatasi dalam diet ini.
Pantangan yang ketiga adalah soda dan minuman bergula lain. Daging merah dan juga daging olahan turut menjadi makanan yang harus dihindari atau dibatasi dalam diet antiinflamasi. Kelima adalah margarin, shortening, dan lemak babi.
"Beberapa makanan yang diketahui berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit kronis seperti diabetes tipe 2 dan penyakit jantung juga berhubungan dengan inflamasi berlebih," jelas Dr Hu.
Dr Hu mengungkapkan bahwa pemilihan makanan yang tepat dalam menurunkan risiko penyakit yang berkaitan dengan inflamasi kronis. Sebaliknya, pemilihan makanan yang salah dapat mempercepat proses terjadinya penyakit yang berkaitan dengan inflamasi kronis.