REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanker prostat merupakan jenis kanker terbanyak kedua pada laki-laki di dunia. Akan tetapi, gejala kanker prostat baru muncul setelah penyakit tersebut berkembang ke stadium yang lebih lanjut.
"Kanker prostat tidak bergejala sampai (kondisinya) sudah terlambat, jadi skrining merupakan hal penting," jelas dokter onkologi urologi dari Univesity of Pittsburgh Medical Center Dr Michelle Yu, seperti dilansir Today, Kamis (10/9).
Salah satu gejala kanker prostat adalah adanya darah pada urin. Beberapa gejala lainnya adalah nyeri panggul dan berkeringat di malam hari. Gejala lain yang perlu diwaspadai adalah kelelahan, penurunan berat badan, dan nyeri tulang.
Ketika gejala sudah muncul, Dr Yu mengatakan saat itu kanker kemungkinan sudah menyebar ke bagian tubuh lain. Kondisi seperti itu akan lebih sulit untuk diterapi.
Dr Yu mengatakan kanker prostat terjadi ketika sel-sel di prostat bertumbuh secara tidak normal. Jenis kanker ini seringkali berkembang secara lambat.
"Satu dari sembilan laki-laki mengalaminya, ini secara mengjutkan merupakan hal yang umum," tambah asisten profesor klinis dari University of California San Diego sekaligus juru bicara Prostate Cancer Foundation (PCF) Dr Rana McKay.
Mengingat gejala baru muncul setelah kanker prostat berkembang cukup jauh, cara terbaik untuk "menangkap" kanker ini sejak dini adalah melalui skrining. Skrining untuk kanker prostat mudah dilakukan dan efektif.
"Hal paling penting adalah skrining," lanjut McKay.
Melalui skrining, sekitar 95 persen kanker prostat bisa terdeteksi sebelum kanker menyebar ke luar prostat. Kanker prostat yang ditemukan sejak dini juga akan berdampak pada hasil pengobatan yang lebih baik.
Bila ditangani dengan cepat dan tepat, tingkat survival pasien kanker prostat dalam lima tahun adalah 99 persen. Hal ini disebabkan oleh tersedianya pengobatan kanker prostat yang efektif.
Setiap laki-laki disarankan untuk memulai skrining kanker prostat secara rutin, sesuai dengan faktor risiko yang dimiliki. Laki-laki dengan riwayat keluarga kanker prostat disarankan mulai melakukan skrining saat memasuki usia 40 tahun.
Laki-laki Afrika-Amerika disarankan mulai melakukan skrining pada usia 45 tahun karena memiliki risiko yang lebih tinggi. Sedangkan laki-laki secara umum yang tidak termasuk dalam kedua kategori sebelumnya disarankan mulai melakukan skrining pada usia 50 tahun.
Skrining kanker prostat dilakukan dengan digital rectal exam (DRE). Tes ini meliputi memasukkan jari yang sudah dilapisi glove ke dalam erktum untuk mengetahui adanya masalah pada prostat. Tahap ini mungkin akan terasa tidak nyaman.
Setelah itu, dokter akan mengecek darah untuk mengukur kadar antigen prostat spesifik (PSA). Kadar PSA akan meningkat ketika terdapat masalah pada prostat. Salah satunya adalah masalah kanker prostat.
Selain melakukan skrining, laki-laki juga dapat melakukan beberapa upaya untuk menurunkan risiko. Ada beberapa risiko yang sifatnya tak bisa diubah, seperti faktor genetik. Selain itu ada pula faktor lingkungan yang turut memainkan peran.
Akan tetapi, pola makan yang baik, kebiasaan olahraga, dan berhenti merokok dapat membantu laki-laki menurunkan risiko kanker prostat. Pilih pengaturan pola makan atau diet yang rendah lemak dan rendah karbohidrat olahan. Jaga pula berat badan tetap sehat untuk menurunkan risiko terkena kanker prostat yang lebih agresif.