REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Rektor Unhas Dwia Aries Tina Palubuhu bersama Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah mencanangkan pembangunan pusat pelatihan dan Hotel Universitas Hasanuddin. "Unhas patut berbangga memiliki gubernur dan wali kota yang juga merupakan orang Unhas. Insya Allah kami akan mengawal keberlanjutan pembangunan. Jadi, apa yang menjadi harapan dari ibu rektor saya kira bisa diwujudkan," kata Nurdin Abdullah dalam acara pencanangan pembangunan Training Center dan Hotel Unhas di kompleks Gedung Ipteks, Kampus Unhas Tamalanrea, Makassar, Kamis (10/9).
Menurut Gubernur dalam sambutannya, pihaknya akan mengoptimalkan peran pemerintah provinsi untuk mendukung pembangunan tersebut.
Sesuai desain bangunan, Training Center dan Hotel Unhas akan menghadirkan banyak fasilitas seperti semi basement, ballroom dengan kapasitas 1.000 orang, balkon pemandangan danau, lounge, ruang rapat dan beberapa fasilitas penunjang lainnya. Pembangunan ditargetkan selesai pada 2022.
Rektor Unhas Dwia menyampaikan bahwa pembangunan ini menggunakan dana Unhas sendiri yang telah dikumpulkan sejak lama. "Kami harapkan dua sampai tiga tahun mendatang sudah bisa digunakan," kata Dwia Aries.
Ia mengemukakan, Unhas yang mengembangkan tugas riset, pengembangan sains dan teknologi selalu melakukan kegiatan berskala regional, nasional dan internasional. Untuk itu, perlu tempat dan akomodasi yang nyaman bagi unsur akademisi secara khusus dan masyarakat secara umum.
"Banyak aktivitas akademik yang Unhas lakukan. Puslitbang kami juga sering menyelenggarakan kegiatan pelatihan dan peserta menginap di hotel mitra. Sering ada kendala macet atau hambatan mobilitas, karena lokasinya yang jauh dari Unhas. Maka keberadaan training center dan hotel ini menjadi kebutuhan kita saat ini,” kata Prof Dwia.
Selain itu, ujar dia, pertimbangan lain pembangunan training center dan hotel Unhas adalah untuk mendukung sumber pendapatan alternatif. Di daerah Tamalanrea, keberadaan fasilitas akomodasi yang memadai dengan standar yang layak relatif sangat terbatas.
Sementara itu, masih menurut Rektor Unhas, di sekitar perguruan tinggi tersebut terdapat pula dua rumah sakit yang menjadi rujukan. Seringkali keluarga pasien kesulitan memperoleh fasilitas akomodasi yang aksesibel.