Sabtu 12 Sep 2020 01:15 WIB

Amankah Transplantasi Ginjal Saat Pandemi Covid-19?

Prosedur ketat memang kini harus dijalani pasien transplantasi ginjal.

Red: Indira Rezkisari
Pasien harus menjalani skrining sebelum melakukan transplantasi ginjal di saat pandemi Covid-19.
Foto: Republika.co.id
Pasien harus menjalani skrining sebelum melakukan transplantasi ginjal di saat pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Unit layanan transplantasi ginjal saat ini sudah mulai kembali dibuka di tengah pandemi Covid-19, salah satunya di RSPUN Dr. Cipto Mangukusumo. Ketua Indonesian Transplantation Society (InaTS), Prof Dr dr Endang Susalit, mengatakan pembukaan kembali layanan mengikuti protokol khusus dengan tingkat keberhasilan tidak berbeda dari sebelum pandemi Covid-19.

Lebih lanjut, Pokja Transplantasi Ginjal RSCM, Departemen Urologi FKUI- RSCM, Dr dr Nur Rasyid, mengatakan pusat transplantasi bisa dibuka dengan syarat. Yaitu adanya jalur atau area bebas Covid-19, melakukan skrining pada donor dan resipien dengan baik, manajemen risiko transplantasi dengan benar.

Baca Juga

Menurut dia, tenaga medis perlu menjalani tes swab real time setiap dua minggu dan pascakontak dengan kasus konfirmasi Covid-19, lalu pemakaian APD sesuai stratifikasi risiko transmisi. "Saya sudah 12 kali (tes swab) tetapi nikmati saja," ujar dia dalam acara relaunching virtual Unit Layanan Transplantasi Ginjal Departemen Urologi FKUI-RSCM, Jumat (11/9).

Sementara untuk pasien, mereka harus mengisi kuesioner skirining, swab RT-PCR sebanyak tiga kali yakni dua kali sebelum tindakan dan satu kali pascatindakan. Kemudian saat prosedur operasi, operator dan perawat masuk operasi setelah pembiusan. Dari sisi dokter, saat ini di RSCM khususnya bagian urologi sudah mengembangkan penggunaan filter untuk meminimalisir masuknya virus.