REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjaga kebersihan rongga mulut merupakan hal penting. Di dalam rongga mulut terdapat satu juta lebih jenis mikroorganisme, yakni mikro flora atau flora normal rongga mulut yang satu dengan yang lainnya ada yang bersifat sinergis.
Satgas Covid-19 PB Perhimpuan Dokter Gigi Indonesia Prof Drg Rahmi Amtha SpPM PhD mengatakan, sebenarnya infeksi rongga mulut jarang terjadi. Namun, ketika ada faktor tertentu yang mendukungnya, lingkungan dan suasana dalam rongga mulut bisa berubah.
"Hal ini bisa memicu terjadinya infeksi dalam rongga mulut," jelas Guru Besar Ilmu Penyakit Mulut, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti ini.
Faktor apa yang bisa mengubah kondisi mulut? Rahmi menjelaskan, kerusakan jaringan lunak (sariawan), tindakan gigi (misalnya cabut gigi, pembersihan karang gigi), dan perubahan kondisi mulut karena obat-obatan (misalnya xerostomia) termasuk di antara penyebabnya.
Demikian pula penyakit tertentu seperti penyakit sistemik dan penurunan imun akibat penyakit dalam (diabetes, leukemia, dan lainnya). Menurut Rahmi, untuk kasus infeksi rongga mulut, berdasarkan pendekatan dokter gigi, utamanya adalah pembersihan mekanik.
"Namun, tidak semua mikroorganisme dalam rongga mulut itu bisa diturunkan jumlahnya," ujar Rahmi.
Tempat, kondisi, dan situasi dapat mendukung perubahan suasana rongga mulut. Itulah yang membuat orang setiap beberapa kurun waktu atau periode disarankan mengggunakan antiseptik rongga mulut.
"Eliminasi seluruh mikroba rongga mulut tidak mungkin dilakukan, tetapi penurunan sejumlah besar mikroorganisme dengan antiseptik rongga mulut dapat dilakukan untuk pencegahan atau terapi infeksi rongga mulut,” ujarnya.
Menurut Rahmi, hal itu terjadi dalam kondisi normal. Bagaimana dalam kondisi pandemi Covid-19 ini?
Rahmi mengatakan, kalau mengacu pada reservoir virus SARS-CoV-2, yakni di dalam nasofaring dan orofaring, maka tempat-tempat itulah yang mungkin perlu ditingkatkan kewaspadaannya dan perlu diintervensi sehingga dapat menurunkan jumlah virusnya.