REPUBLIKA.CO.ID, Jumlah pengidap Covid-19 di Indonesia menyentuh angka 200.035 orang. Laju peningkatan jumlah kasus makin cepat. Sejak sepekan terakhir, penambahan kasus positif Covid-19 konsisten di angka 3.000-an per hari.
Sejak ditemukannya kasus pertama Covid-19 pada 2 Maret 2020, hingga kasus ke-100 ribu dibutuhkan waktu lima bulan. Sedangkan dari kasus ke-100 ribu hingga 200 ribu orang hanya perlu waktu 43 hari.
Terjadi pula peningkatan signifikan jumlah daerah dengan risiko penularan Covid-19 tinggi alias zona merah dalam tiga pekan terakhir. Satgas Penanganan Covid-19 melaporkan, ada 70 kabupaten/kota yang masuk dalam zona merah pada periode 30 Agustus-6 September. Padahal pekan sebelumnya, zona merah terdiri atas 65 daerah.
Sementara itu, untuk zona oranye atau risiko sedang, tercatat ada 267 kabupaten/kota selama sepekan terakhir. Jumlah ini juga mengalami kenaikan dari angka pekan sebelumnya sebanyak 230 daerah.
Angka kematian pun tak kalah ngerinya. Presiden Jokowi awal bulan lalu menyebut angka angka kematian akibat Covid- 19 di Indonesia mencapai 4,2 persen. Angka ini lebih tinggi dari rata-rata dunia yang berada di kisaran 3,36 persen.
Situasi yang belum menggembirakan terjadi pula pada kesiapan layanan kesehatan. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dirilis pada 2 September lalu menyebut, hunian tempat tidur di ruang isolasi rumah sakit di Jakarta telah mencapai 70 persen. Hal ini telah menimbulkan kekhawatiran atas kapasitas sistem perawatan medis dalam menghadapi peningkatan jumlah kasus Covid-19 setiap pekan.
Jakarta dilaporkan, memiliki 4.456 tempat tidur rumah sakit dengan 483 unit perawatan intensif (ICU) di 67 rumah sakit untuk pasien Covid-19. Namun, dengan hampir 5.000 kasus baru setiap pekan, fasilitas medis di Ibu Kota dengan cepat terisi dan dinyatakan dalam kondisi penuh.
Kasus Covid-19 yang terus meningkat membuat banyak ru mah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya yang penuh. Selain di Jakarta, kondisi ini juga terjadi di berbagai wilayah di Tanah Air.
Masih banyak angka lainnya yang membuat kita makin khawatir dengan kondisi pandemik Covid-19. Begitulah kenyataannya. Angka-angka itu menggambarkan kita belum baik-baik saja. Kita belum mampu menaklukkan Covid-19.
Barangkali diperlukan strategi yang lebih mumpuni untuk menanggulangi Covid-19, khususnya di bidang kesehatan. Kita melihat begitu banyak program di bidang ekonomi sebagai langkah untuk meminimalkan dampak ekonomi dari Covid-19.
Namun, di bidang kesehatan, kita tak melihat begitu banyak langkah dan terobosan. Angka-angka itu membuktikan.
Memberi perhatian pada dampak ekonomi penting, tapi akan sia-sia jika mengabaikan dampak kesehatan. Ekonomi tetap akan berjalan tertatih-tatih jika dampak kesehatan masih saja tak mampu ditanggulangi.
Pemerintah mesti memberi perhatian lebih pada dampak kesehatan Covid-19. Kementerian Kesehatan mesti digenjot untuk melakukan langkah-langkah yang lebih strategis dan berdampak.
Tak hanya pemerintah, masyarakat pun mesti lebih banyak berperan, terutama disiplin dengan protokol kesehatan. Kita tentu tak ingin angka-angka Covid-19 semakin mengerikan.