Rabu 16 Sep 2020 19:16 WIB

Benarkah Antibiotik Bisa Pengaruhi Kualitas ASI?

Dokter diserukan lebih berhati-hati meresepkan antibiotik pada ibu menyusui.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Air susu ibu (ASI) yang diperah. Pemberian antibiotik pada ibu menyusui dapat memengaruhi kualitas ASI.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Air susu ibu (ASI) yang diperah. Pemberian antibiotik pada ibu menyusui dapat memengaruhi kualitas ASI.

REPUBLIKA.CO.ID, TORONTO -- Studi terbaru di Kanada menemukan bahwa antibiotik bisa memengaruhi kualitas air susu ibu (ASI). Konsumsi antibiotik oleh ibu menyusui berpotensi membahayakan kesehatan bayi, terlebih pada bayi prematur.

Peneliti mencatat, dokter perlu memerhatikan pemberian antibiotik untuk ibu dengan kondisi persalinan prematur. Golongan antibiotik yang disebut sefalosporin memiliki efek peredam signifikan pada keanekaragaman mikrobiota dalam ASI.

Baca Juga

Berat badan ibu dan jenis persalinan sangat berpengaruh terhadap mikrobiota dalam ASI. Temuan peneliti, antibiotik yang diminum selama berminggu-minggu memberikan efek pada mikroba yang berperan dalam kesehatan usus dan proses tumbuh kembang bayi.

"Bakteri dalam ASI berpotensi berpindah ke usus bayi prematur dan membentuk kesehatan dan perkembangan jangka pendek dan jangka panjang," kata pemimpin studi, Michelle Asbury, dari departemen ilmu gizi di Universitas Toronto.

Bakteri bernama Pseudomonas itu menyebabkan infeksi usus serius yang disebut necrotizing enterocolitis pada bayi prematur. Sekitar tujuh persen bayi prematur mengalami kondisi di bagian usus yang bisa berakibat fatal tersebut.

Untuk penelitiannya, Asbury dan tim mengamati 490 sampel ASI dari 86 ibu yang memiliki bayi prematur. Laporan telah dipublikasikan secara daring pada 3 September 2020 di jurnal Cell Host & Microbe.

Asbury berharap temuannya dapat mendorong diskusi di antara dokter untuk lebih berhati-hati meresepkan antibiotik dan jangka waktu pemakaiannya. Studi lebih lanjut dibutuhkan untuk mengetahui lebih banyak mengenai antibiotik dan ASI.

"Meskipun ada perubahan yang kami amati pada bakteri ASI akibat antibiotik, ibu harus terus minum antibiotik yang diresepkan oleh dokter mereka sambil juga memberikan ASI kepada bayi bila memungkinkan," tutur Asbury.

Ahli ginekologi dari Rumah Sakit Lenox Hill, New York, Amerika Serikat, Jennifer Wu, turut mempelajari temuan tersebut. Wu yang tidak terlibat dalam studi mengatakan belum banyak tinjauan tentang ASI dari ibu yang melahirkan prematur.

Dia mengatakan, ASI sangat penting untuk pengembangan flora usus pada bayi. Dia membenarkan kontaminasi bakteri pada bayi prematur menjadi fatal karena mereka berisiko mengalami masalah usus serius seperti necrotizing enterocolitis.

Menurut Wu, studi menyoroti berbagai perubahan yang dapat terjadi pada ASI. Beberapa faktor seperti cara persalinan mungkin tidak dapat diubah, tetapi ada faktor lain seperti berat badan ibu yang masih dapat dipengaruhi.

"Caranya, dengan mendorong pasien mencapai berat badan ideal untuk kehamilan. Kewaspadaan dalam memberikan antibiotik pada ibu juga akan menjadi praktik yang baik bagi ibu dan bayi," ucapnya, dikutip dari laman Health 24.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement