REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda menyayangkan adanya orientasi studi dan pengenalan kampus (ospek) yang membentak para mahasiswa baru. Menurutnya, ospek dengan kekerasan fisik dan verbal seharusnya tak ada lagi saat ini.
"Kalau yang sifatnya kekerasan verbal begitu saya kira wajib ditiadakan model semacam itu. Kita ingin seluruh kampus mengevaluasi model penerimaan ospek," ujar Huda lewat pesan singkat, Rabu (16/9).
Ia mengatakan, ospek dengan kekerasan fisik dan verbal tak lagi relevan saat ini. Ospek diharapkannya benar-benar menjadi ajang pengenalan kampus yang berdampak baik ke mahasiswa baru.
Pihak rektorat universitas yang masih menerapkan ospek dengan model kekerasan diharapkannya melakukan evaluasi. Termasuk bagi Universitas Negeri Surabaya (UNESA) yang video ospek daringnya viral di media sosial.
"Kita minta pihak rektorat untuk mengevaluasi dan mengklarifikasi di publik dan memberikan punishment kepada oknum yang melakukan kekerasan verbal yang semacam itu," ujar Huda.
Sebelumnya, pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) atau ospek Unesa yang digelar secara daring, Senin (14/9) semalam menjadi trending topik di media sosial. Itu setelah video berdurasi 30 detik berisi rangkaian PKKMB Unesa tahun 2020 itu diunggah oleh akun twitter @skipberat.
Dalam unggahan video tersebut terlihat mahasiswi baru (Maba) dibentak-bentak oleh senior mereka karena tidak memakai ikat pinggang. Maba sebenarnya sudah mencoba memperlihatkan ikat pinggang yang dikenakannya. Namun si senior berkata tidak melihatnya.
Ketua Satuan Kehumasan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Vinda Maya Setianingrum menyatakan, pihaknya akan menyelesaikan secara internal terkait Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) atau ospek yang viral di media sosial. Vinda mengakui video tersebut merupakan salah satu rangkaian PPKMB yang dilakukan di Unesa.