REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berupaya untuk terus meningkatkan ketersediaan bahan bacaan bagi siswa. Bahan bacaan penting bagi siswa yang berada di daerah yang belum ada aliran listrik dan internet.
"Kami terus berupaya meningkatkan ketersediaan bahan bacaan bagi siswa, karena itu," ujar Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Jumeri dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (17/9).
Jumeri menjelaskan buku merupakan komponen inti dalam pembelajaran. Untuk mengatasi persoalan kurangnya ketersediaan bahan bacaan, ada upaya pengadaan buku teks pembelajaran maupun bacaan dengan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
"Buku tersebut didistribusikan ke peserta didik agar dapat dibawa pulang sebagai bahan bacaan," tambah dia.
Pada saat pandemi Covid-19, dia meminta agar layanan perpustakaan sekolah tetap dibuka agar siswa dapat meminjam buku. Selain itu, Kemendikbud juga mendorong agar siswa yang terjangkau internet untuk dapat menggunakan buku digital, yang bisa diunduh dari perpustakaan sekolah.
"Hal lain yang dapat dilakukan adalah menyebarkan bahan bacaan, baik cetak maupun digital oleh instansi, lembaga atau organisasi yang berkecimpung pada bahan bacaan, dalam menyediakan buku pengayaan yang dapat meningkatkan minat baca siswa," terang dia.
Selain itu, Kemendikbud juga memiliki platform digital, yakni buku.kemdikbud.go.id, untuk memudahkan siswa maupun guru mengakses buku pelajaran maupun nonpelajaran.
Kemendikbud juga bersyukur dengan banyaknya organisasi nirlaba yang turut berkontribusi meningkatkan minat baca siswa. Ke depan, Kemendikbud akan bersinergi dengan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) maupun BP PAUD di daerah dan organisasi nirlaba di bidang literasi tersebut agar dapat bersama-sama meningkatkan minat baca siswa di Tanah Air.