REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Saat ini, Aceh dikenal sebagai salah satu sentral produksi kopi arabika terbesar tak hanya di Indonesia, namun juga di Asia dengan kualitas kopinya yang baik di level dunia. Salah satu yang populer adalah kopi gayo, varietas kopi arabika yang menjadi komoditi unggulan dari dataran tinggi Gayo, Aceh Tengah.
Perkebunan di Gayo rata-rata berada pada ketinggian 1.000 hingga 1.200 mdpl. Lokasinya berada di sekitar kota Takengon dan dekat dengan Danau Tawar. Perkebunan di daerah ini dikelola oleh perorangan dan budidaya tanamannya dilakukan di tempat teduh (shade grown coffee).
Melihat potensi ekspor kopi di Aceh, Bea Cukai berupaya ikut andil dalam memfasilitasi ekspor dengan tujuan memajukan perekonomian daerah setempat dan pada akhirnya menjalankan fungsi Bea Cukai sebagai industrial assistance di negara ini. Hal ini diungkapkan Kepala Kantor Wilayah Bea Cukai Aceh, Safuadi, pada Kamis (17/9).
Ia mengatakan pada tanggal 10 September 2020, pihaknya telah melepas ekspor 108 kilogram kopi luwak dari Aceh menuju Jerman. Kopi menjadi salah satu komoditi unggulan yang berasal dari Aceh untuk diekspor yang tidak dimiliki oleh daerah lain.
"Dengan komitmen yang kuat Bea Cukai Aceh bekerja sama dengan pelaku ekspor lokal yaitu CV Tata Niaga Lestari telah mengekspor kopi jenis kopi luwak ke Jerman. Hal tersebut tentunya telah dapat mendongkrak kesejahteraan masyarakat, khususnya di Tanah Gayo dan mendorong perekonomian Aceh,” ujar Safuadi.
Ia pun berharap semakin terkenalnya Kopi Aceh diharapkan dapat memikat eksportir lain untuk terus melakukan ekspor kopi secara langsung dari Aceh guna meningkatkan perkonomian daerah.