Sabtu 19 Sep 2020 01:35 WIB

Jejak Kaki 120 Ribu Tahun Bukti Keberadaan Manusia di Arab

Jejak kaki manusia mengering dan menjadi fosil sebagai bukti keberadaan di Arab.

Rep: Muhyiddin/ Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Arkeolog belum lama ini menemukan jejak kaki manusia di tepi danau kuno yang sekarang menjadi Gurun Nefud, Arab Saudi. Tapak kaki berusia 120.000 tahun ini membuktikan awal keberadaan manusia purba di jazirah Arab, khususnya Homo sapiens.

Para arkeolog berasumsi bahwa manusia pertama di Arab saat itu mungkin berhenti di dekat danau untuk minum air atau untuk mengawasi kawanan gajah, keledai liar, dan unta yang menginjak-injak dataran lumpur. Setelah melewatinya, jejak kaki manusia dan hewan lalu mengering dan akhirnya menjadi fosil.

Baca Juga

Sekarang, jejak kaki kuno ini telah memberikan bukti langka kapan dan di mana manusia purba pernah mendiami Jazirah Arab.  “Ini adalah jejak kaki manusia asli Arab yang pertama,” kata arkeolog dan pemimpin tim dari Institut Max Planck untuk Ilmu Sejarah Manusia, Michael Petraglia dikutip dari Sciencemag, Jumat (18/9).

Semenanjung Arab telah lama menjadi rute manusia yang bermigrasi Afrika menuju ke Timur Tengah dan Eurasia. Temuan batu kuno dapat menunjukkan bahwa manusia telah melakukan penjelajahan di Jazirah Arab sejak masa prasejarah. Namun, sejauh ini para peneliti baru menemukan satu tulang jari manusia yang berumur 88.000 tahun di sana.

Setelah satu dekade menjelajahi Semenanjung Arab untuk penelitian lapangan, Michael Petraglia dan rekannya kemudian berhasil mengidentifikasi puluhan ribu dasar danau kuno, sala satunya di Gurun Nefud yang dijuluki "Alathar," yang berarti jejak.

Di sana, para arkeolog tersebut melihat ratusan jejak kaki di permukaan danau yang terinjak-injak, yang baru-baru ini terungkap ketika sedimen di atasnya terkikis. Hampir 400 jejak yang ditinggalkan hewan, termasuk keledai liar, kerbau raksasa, gajah, dan unta.  Hanya tujuh yang diidentifikasi sebagai jejak kaki manusia.  

Para peneliti menyimpulkan jejak tersebut kemungkinan ditinggalkan oleh orang-orang dengan kaki lebih panjang, bertubuh lebih tinggi, dan massa yang lebih kecil. Karena itu, menurut mereka, jejak kaki tersebut kemungkinan berasal dari homo sapiens, bukan Neanderthal.

Menurut para peneliti, usia sedimen juga menunjukkan homo sapiens lah yang membuat jejak kaki tersebut. Dengan menggunakan metode khusus, tim peneliti memperkirakan sedimen di atas dan di bawah jejak kaki itu berusia 121.000 dan 112.000 tahun.

Peneliti dari Institut Max Planck untuk Ekologi Kimia, Mathew Stewart juga menjelaskan bahwa pada masa itu Neanderthal tidak ada di Levant atau Timur Tengah. Karena itu, mereka berpendapat bahwa homo sapiens yang kemungkinan besar bertanggung jawab atas jejak kaki tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement