Sabtu 19 Sep 2020 00:05 WIB

Covid-19 Terus Mengancam, 15 Ribu Anak-Anak Sudah Terpapar

Anak bisa menjadi super spreader covid-19.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Dwi Murdaningsih
Anak bermain di luar ruangan (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Anak bermain di luar ruangan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pandemi Covid-19 kini juga menjadi ancaman serius bagi anak- anak di Indonesia. Tercatat, sebanyak 1.500 anak usia hingga 14 tahun di negeri ini telah terkonfirmasi positif terpapar Covid-19.

Yang memprihatinkan, dari jumlah itu sebanyak 165 anak di antaranya meninggal dunia. Sementara data angka kasus Covid-19 masih terus dinamis dan masih berpeluang bertambah setiap saat.

Baca Juga

Hal ini terungkap dalam Webinar "Peran Media dalam Mempromosikan Program Kesejahteraan dan Perlindungan Anak di Masa Pandemi: Anak-anak dalam Pusaran Kluster Keluarga Covid-19", Jumat (18/9).

Ketua Tim Ahli Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Jawa Tengah, Anung Sugihantono dalam webinar ini mengungkapkan, data tersebut dilansir per tanggal 16 September 2020.

Data selalu berubah setiap saat. Karena secara nasional jumlah penduduk yang positif terpapar Covid-19 telah mencapai 230 ribu. Sementara tim kesehatan sudah memeriksa sedikitnya 2,7 juta spesimen.

"Secara kelompok usia, angka kematian tertinggi untuk kasus Covid-19 pada anak, masih didominasi usia bayi, yakni usia hingga satu tahun," kata dia.

Sementara itu, khusus di Jawa Tengah sudah ada 538 anak yang terpapar Covid-19 berdasarkan data per 17 September 2020. Mereka berusia 0 hingga 11 tahun, dengan rincian 222 anak perempuan dan 316 anak laki- laki.

"Data itu kami lansir berdasar sistem pelaporan coronajateng.co.id pada hari Kamis, 17 September 2020 sampai dengan pukul 11.00," kata Anung dalam penjelasannya.

Hal ini diamini oleh relawan penanganan Covid-19 bagi pasien Covid-19 di Rumah Dinas Wali Kota Semarang, Kuriake Kharismawan. Menurutnya jumlah anak yang terpapar Covid-19 cenderung semakin bertambah.

Ia menyebut, pagi tadi ada 16 anak yang positif terpapar Covid-19 dan harus menjalani karantina. Rabu lalu bahkan ada yang melarikan diri dan untung segera bisa ditemukan lagi.

Menurutnya, sifat anak- anak itu adalah ingin bermain dan bisa leluasa pergi ke mana-mana. Itu adalah karakter khas anak di masa puber. Selain itu mereka selalu ingin tantangan dan tidak bisa hanya disuruh diam.

Namun di masa pandemi ini, anak- anak itu terkungkung di dalam rumah dan mereka umumnya pasti jemu dan jenuh. Akhirnya mereka memberontak dan mereka akhirnya 'menantang' di tengah situasi pandemi," ucap Psikolog Univeristas Katolik Soegijapranata trrsebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement