Sabtu 19 Sep 2020 15:34 WIB

Pelajaran Sejarah Wajib Ada di Sekolah Menengah

Pelajaran sejarah wajib adalah instrumen strategis membentuk identitas dan karakter.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Fuji Pratiwi
Buku-buku tentang sejarah Sumatra (ilustrasi). Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) menilai pelajaran sejarah harus tetap ada di dalam kurikulum.
Foto: muhammad subarkah
Buku-buku tentang sejarah Sumatra (ilustrasi). Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) menilai pelajaran sejarah harus tetap ada di dalam kurikulum.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) menilai pelajaran sejarah harus tetap ada di dalam kurikulum. Pelajaran perlu dipertahankan sebagai pelajaran wajib di sekolah menengah, sebagai instrumen strategis untuk membentuk identitas dan karakter siswa.

"MSI mendukung seruan para guru sejarah, bahwa pelajaran sejarah berperan penting dalam memberikan arah dan inspirasi bagi penyelesaian masalah kebangsaan, memberikan rujukan nyata dan teladan bagi generasi muda," kata Ketua Umum Masyarakat Sejarawan Indonesia, Hilmar Farid, dalam keterangannya, Sabtu (19/9).

Baca Juga

Selain itu, MSI menilai pelajaran sejarah akan meningkatkan rasa apresiasi siswa terhadap karya para pendahulu. Pelajaran sejarah juga penting untuk memberikan perspektif dan ukuran untuk menilai perjalanan bangsa.

"Pelajaran sejarah memang sangat menentukan dalam proses pendidikan secara keseluruhan," kata dia lagi.

MSI mendorong agar pelajaran sejarah wajib ada di sekolah sebagai instrumen strategis membentuk identitas dan karakter siswa. MSI juga meminta agar setiap siswa di jenjang pendidikan, baik yang bersifat umum maupun kejuruan mendapatkan pendidikan sejarah dengan kualitas yang sama.

Lebih lanjut, terkait dengan penyederhanaan kurikulum, MSI berharap agar dilakukan dengan orientasi peningkatan mutu pembelajaran. Selain itu, penyederhanaan kurikulum ini tidak bisa berdiri sendiri dan perlu disertai peningkatan kompetensi guru. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement