Ahad 20 Sep 2020 06:04 WIB

Guru Besar UMM Ciptakan Konsep Manajemen Logistik Halal

Konsumen bisa memperoleh produk dengan jaminan halal melalui manajemen logistik halal

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Gita Amanda
 Akademisi dari Universitas Muhamadiyyah Malang (UMM), Ilyas Masudin, menciptakan konsep manajemen logistik kemanusiaan dan logistik halal dengan mengadopsi traceability technology.
Foto: .
Akademisi dari Universitas Muhamadiyyah Malang (UMM), Ilyas Masudin, menciptakan konsep manajemen logistik kemanusiaan dan logistik halal dengan mengadopsi traceability technology.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Akademisi dari Universitas Muhamadiyyah Malang (UMM), Ilyas Masudin, menciptakan konsep manajemen logistik kemanusiaan dan logistik halal dengan mengadopsi traceability technology. Berkat kepakarannya itu, Ilyas dikukuhkan sebagai guru besar baru UMM di bidang logistik dan rantai pasok.

Kemunculan dua konsep manajemen logistik tidak lepas dari kondisi yang terjadi di Indonesia. Salah satunya akibat dari fenomena rantai pasokan logistik. Saat ini hal tersebut kurang visibilitas dan transparansi di setiap tahap perjalanan dari bahan mentah hingga produk konsumen.

"Padahal, visibilitas dan transparansi proses pemasokan dapat memberikan dampak positif terhadap kedua belah pihak," kata Ilyas.

Traceability merupakan kapasitas untuk memverifikasi sejarah, lokasi atau status suatu barang melalui identifikasi terdokumentasi. Sayangnya, penyedia dan penyalur barang sering mengabaikan proses ini. Apabila proses ini diperhatikan dengan seksama, maka dapat meningkatkan kepuasan konsumen.

Selain itu, Ilyas juga mengulas konsep cara konsumen dapat tetap memperoleh produk dengan jaminan halal melalui manajemen logistik halal. Sebelumnya, Ilyas terlibat pada penyaluran daging halal untuk konsumen Muslim di Indonesia. Proyek Halal Logistics untuk daging merupakan salah satu program pengabdian masyarakat yang bekerja sama dengan salah satu institusi pendidikan di Australia.

Sejak lama, dosen UMM yang menyelesaikan pendidikan doktoral di RMIT University, Melbourne, Australia ini berkonsentrasi di bidang logistik dan rantai pasok. Kepakaran ini telah membawanya pada berbagai prestasi nasional maupun internasional. Salah satunya, ia telah memperoleh sertifikasi ASEAN Engineer pada 2018.

Rektor UMM, Fauzan, menyatakan, pada dasarnya menjadi guru besar bukan akhir dari segalanya. Raihan tertinggi jabatan akademik ini menjadi titik harapan besar yang diinginkan oleh kampus.  "Yakni nilai kebermanfaatan dari seluruh karya-karya nyata yang ditelurkan bagi bangsa dan negara," ungkapnya dalam keterangan pers yang diterima Republika.

Fauzan mendorong seluruh civitas akademika mampu memberikan kontribusi. Tidak boleh tidur sebelum memberikan kontribusi nyata, baik untuk kampus maupun negara dan bangsa.

“Saya doakan kehadiran Profesor Ilyas di tengah sivitas akademika UMM ini akan menjadikan UMM bisa memberikan berkah lebih besar dan mencatat suatu reputasi dan rekognisi yang lebih luas. Tentu yang saya maksud adalah rekognisi internasional,” ucap Fauzan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement