Selasa 22 Sep 2020 15:36 WIB

Efek Berbahaya Penggunaan Essential Oils

Keamanan 'essential oils' bergantung pada pengguna dan kadar penggunaannya.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Keamanan 'essential oils' bergantung pada pengguna dan kadar penggunaannya (Foto: ilustrasi Essential Oils)
Foto: Sheknows
Keamanan 'essential oils' bergantung pada pengguna dan kadar penggunaannya (Foto: ilustrasi Essential Oils)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Minyak esensial atau essential oil berbagai aroma dalam diffuser yang cantik dipercaya memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Namun, apakah ini benar-benar aman dan tidak berbahaya?

Keamanan minyak esensial sangat bergantung pada kondisi pengguna dan kadar penggunaannya. Tetapi seperti produk tanaman lainnya, minyak ini dapat menyebabkan iritasi kulit, gejala pernapasan bahkan gejala terkait hormon.

Baca Juga

Dr Romy Block, Ahli Endokrin bersertifikat dan salah satu pendiri Vous Vitamin, mengatakan bahwa minyak esensial dapat bertindak sebagai pengganggu sistem endoktrin, kelenjar penghasil hormon yang mengatur metabolisme, suasana hati, nafsu makan, fungsi seksual dan lainnya. Ketika kelenjar ini memproduksi terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon, hal itu dapat menyebabkan gejala termasuk penambahan berat badan, perubahan suasana hati, libido rendah, tidur terganggu, hingga kelelahan.

"Minyak esensial dapat menurunkan atau meningkatkan kadar hormon normal dalam tubuh yang menyebabkan gangguan perkembangan, perubahan reproduksi atau bahkan gangguan pada sistem kekebalan," kata Dr Block seperti dikutip dari CNET, Selasa (22/9).

Meski tidak ada cukup bukti bahwa semua minyak esensial mengganggu endokrin, namun beberapa minyak esensial telah dikaitkan dengan komplikasi kesehatan terkait hormon. Beberapa penelitian telah menemukan, minyak lavender dikaitkan dengan perkembangan payudara dini pada anak perempuan.

Minyak lavender dan tea tree juga diduga menyebabkan kondisi yang disebut ginekomastia prapubertas (pertumbuhan jaringan payudara yang tidak normal) pada anak laki-laki.

Konsekuensi kesehatan lainnya dari penggunaan minyak esensial adalah gejala alergi. Ahli Alergi bersertifikat dan ahli imunologi di Columbia Allergy Dr Sanjeev Jain mengungkapkan, beberapa reaksi alergi dari minyak esensial biasanya memicu gejala yang khas, seperti mata gatal dan berair, pilek, bersin dan hidung tersumbat.

"Sangat penting untuk mengetahui ekstrak mana yang memicu reaksi dan ekstrak mana yang aman untuk Anda gunakan. Tapi Anda juga dapat menjadi peka terhadap beberapa alergen pada saat bersamaan, jadi penting untuk mengevaluasi aromaterapi yang tepat untuk Anda," kata Jain.

Jain menyatakan, minyak esensial yang aman adalah yang digunakan dengan tepat. Mengingat, semua minyak esensial memiliki kelebihan dan kekurangan. Misalnya lavender dikenal dapat membantu tidur dan relaksasi, tetapi lavender juga dapat bertindak sebagai pengganggu endokrin.

Eucalyptus memang menenangkan tapi bisa menyebabkan kejang jika tertelan. Kamomil dapat membantu Anda bersantai, tetapi orang yang alergi terhadap ragweed, aster, dan tanaman lain mungkin mengalami reaksi yang parah. Begitu juga Peppermint yang banyak disukai karena efek menyegarkan tetapi juga bisa menyebabkan ruam kulit, rasa terbakar dan kemerahan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement