Rabu 23 Sep 2020 12:32 WIB

Astronom Temukan Planet Pi yang Mengorbit Secara Matematis

Planet mengorbit bintang induknya dalam waktu 3,14 hari.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Astronom mendeteksi eksoplanet.  ilustrasi
Foto: reuters
Astronom mendeteksi eksoplanet. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, CAMBRIDGE -- Teleskop Luar Angkasa terus mencari planet ekstrasurya. Sesekali, salah satu planet itu mengejutkan kita dengan fitur uniknya.

Dalam putaran kosmik lainnya, tim astronom menemukan sebuah planet yang ukurannya kira-kira sama dengan Bumi yang melaju cepat di sekitar bintang induknya hanya dalam jangka waktu 3,14 hari. Angka 3,14 adalah angka yang sama dengan konstanta matematika Pi.

Baca Juga

Penemuan ini dirinci dalam studi yang diterbitkan Senin (21/9) di The Astronomical Journal.

Saat melihat data lama yang direkam pada tahun 2017 oleh misi K2 Teleskop Luar Angkasa Kepler NASA, para astronom menemukan sinyal planet potensial yang mengorbit di sekitar bintang kecil yang sejuk.

Dilansir di Inverse, Rabu (23/9) disebutkan, para ilmuwan memperbesar planet potensial menggunakan jaringan teleskop berbasis darat di Gurun Atacama Chili yang disebut The Search for Layable Planets EClipsing ULtra-cOOl Stars, atau SPECULOOS.

Pengamatan mengkonfirmasi bahwa sinyal sebenarnya adalah jejak planet seukuran Bumi yang mengorbit bintang katai yang sangat dingin.

Planet, yang dijuluki K2-315b, memiliki radius 0,95 dari Bumi, dan mengorbit bintang bermassa rendah yang berukuran sekitar seperlima ukuran Matahari.

K2-315b terbang melalui orbitnya, menyelesaikan satu putaran penuh di sekitar bintangnya hanya dalam 3,14 hari, dengan kecepatan sekitar 181.000 mil per jam.

"Planet bergerak seperti jarum jam,” kata Prajwal Niraula, mahasiswa pascasarjana di Departemen Ilmu Bumi, Atmosfer dan Planet (EAPS) Institut Teknologi Massachusetts (MIT), dan penulis utama makalah tersebut.

Para astronom tidak bisa tidak membuat korelasi antara periode orbit planet dan Pi, rasio keliling lingkaran dengan diameternya yang muncul dalam banyak rumus dalam fisika dan matematika.  Tentu saja, Pi lebih baik diperkirakan pada 3,14159, tetapi tidak perlu terlalu spesifik.

"Setiap orang butuh sedikit kesenangan akhir-akhir ini," kata Julien de Wit, anggota Institut Kavli untuk Penelitian Astrofisika dan Luar Angkasa MIT, dan rekan penulis studi baru.

Sayangnya, kemungkinan besar tidak akan ada kehidupan planet Pi. Para astronom menduga bahwa K2-315b tidak layak huni karena mengorbit sangat dekat dengan bintang induknya.

Suhu di planet seukuran Bumi kemungkinan mencapai 350 derajat Fahrenheit, yang secara kebetulan merupakan suhu yang sempurna untuk memanggang pai.

"Ini akan terlalu panas untuk bisa dihuni dalam pemahaman umum tentang frasa tersebut," kata Niraula.

Tapi apa yang planet Pi kurang dalam kelayakhunian, itu membuatnya menjadi tempat pengujian untuk mempelajari kondisi atmosfer.

Para astronom percaya bahwa planet itu memiliki inti berbatu, mirip dengan Bumi.  Itu menjadikannya kandidat yang baik untuk mempelajari atmosfer planet lain.  Informasi tersebut berguna ketika para astronom mencari kondisi kelayakan huni di dunia lain.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement