REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG—Merespon berbagai perubahan akibat dampak pandemi Covid-19, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (FITK-UIN) Walisongo Semarang gelar Konferensi Internasional secara Virtual (VIC).
Dalam kegiatan VIC yang digelar selama tiga hari mulai Rabu (23/9) hingga Jumat (25/9) tersebut, UIN Walisongo menggandeng sedikitnya 21 para pakar serta pembicara internasional di bidangnya. Mereka berasal dari negara Mesir, Pakistan, India, Qatar, Oman, Irak, Kuwait, Filiphina, Palestina, Bagnladesh, Algeria, Nepal, Uni Emirates Arab, Inggris, Thailand, Iran, USA, Portugal, Nigeria, Syiria dan Indonesia.
“VIC ini menjadi forum besar yang diselenggarakan oleh FITK UIN Walisongo, karena panitia bisa menggandeng 21 pembicara dari berbagai Negara di berbagai belahan dunia,” kata Rektor UIN Walisongo, Imam Taufiq, pada acara pembukaan.
Dalam pidato pembukaannya, Rektor juga menyampaikan, selama tujuh bulan terakhir semua umat di dunia harus berperang melawan pandemi Covid-19, yang berdampak terhadap semua lini kehidupan.
Maka dari itu, jelasnya, semua bangsa di dunia harus merespon segala perubahan yang berlangsung cepat saat ini, salah satunya adalah perubahan pada lini teknologi bidang pendidikan.
“Teknologi dan inovasi dalam bidang pendidikan dan pembelajaran harus segera dikembangkan dan beradaptasi dengan perubahan yang ada,” katanya.
Pandemi juga berdampak terhadap lini politik, ekonomi, budaya, pendidikan bahkan agama. Sudah seharusnya dunia juga merespon segala perubahan yang terjadi. Dalam hal pendidikan, teknologi menjadi hal yang harus dikembangkan dan terus dilakukan inovasi- inovasi bagi lembaga pendidikan untuk mencari format serta model pembelajaran yang lebih efektif dan efisien.
Untuk itu, UIN Walisongo --saat ini-- mengembangkan smart and green kampus serta model pembelajaran yang damai dan moderasi. Yakni pembelajaran yang damai dan mengedepankan nilai- nilai kemanusiaan dan toleransi.
“Saat ini UIN Walisongo mengembangkan smart and green kampus. Di samping itu, kampus juga sedang mengembangkan model pembelajaran yang damai dan moderasi,” katanya.
Hal ini diamini oleh Dekan FITK UIN Walisongo, Lift Anis Ma’shumah. Menurutnya, VIC ini menjadi kegiatan yang sangat spesial, karena gagasan FITK direspon para pembicara internasional.
“VIC yang mengusung tema “Education in The Era of Post Covid-19” ini menjadi topik yang menarik untuk dibahas para pakar dan pembicara internasional,” tambahnya, di gedung ICT Center Kampus 3 UIN Walisongo Semarang.
Menurutnya, tema yang diangkat dalam konferensi internasional ini sangat menarik untuk dibahas, karena seluruh lembaga pendidikan harus merespon segala perubahan yang ada yang disebabkan oleh pendemi Covid-19.
Setiap lembaga harus segera beradaptasi dan melakukan inovasi teknologi dalam model pembelajaran. “Sehingga sub-tema yang didiskusikan pada konferensi kali ini juga meliputi model pembelajaran, lingustik dan tekonologi pembelajaran,” katanya.
Agenda pembukaan konferensi internasional ini juga menghadirkan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Kementerian Agama (Kemenag) RI, Arskal Salim sebagai pembicara kunci. Dalam pidatonya, ia mennyampaikan pentingnya pengembangan pendidikan dan pembelajaran melalui daya dukung teknologi dan membangun budaya digital.