Rabu 23 Sep 2020 20:00 WIB

Sirkulasi Udara di Ruang Kerja Perlu Ditingkatkan

Fiter AC perlu dibersihkan dan ventilasi udara perlu dibuka agar sirkulasi baik.

Ruang kerja bersama/ilustrasi
Foto: wework.com
Ruang kerja bersama/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan kerja di masa pandemi COVID-19 adalah meningkatkan sirkulasi udara pada ruang kerja. Hal itu diungkapkan Kepala Pusat Penelitian Metalurgi dan Material Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Nurul Taufiqu Rochman.

"Peningkatan sirkulasi udara di area ruang kerja dapat dilakukan dengan cara mengoptimalkan ventilasi udara dan sinar matahari masuk ruangan kerja, serta pembersihan filter AC," kata Nurul dalam seminar virtual Strategi Peningkatan Kualitas Udara Lingkungan Kerja untuk Meminimalisasi COVID-19," di Jakarta, Rabu.

Baca Juga

Namun, upaya itu perlu diikuti dengan edukasi bagi pekerja untuk meningkatkan kesadaran sumber daya manusia akan pentingnya kesehatan lingkungan kerja.

Nurul menuturkan COVID-19 pada kasus tertentu dapat menimbulkan penyakit berat pada manusia, seperti pneumonia, gagal ginjal, hingga sindrom pernafasan akut yang menyebabkan kematian.

Penularan virus itu bisa terjadi melalui penularan droplet dan aerosol yang mengandung virus pada hidung atau mulut dari orang yang terjangkit melalui udara, saat batuk atau bersin.

Hasil dari droplet yang mengandung virus, mampu menempel pada permukaan benda dan bertahan selama 2-3 hari. "Virus ini juga dapat berada pada udara (airborne)," ujar Nurul.

Nurul menuturkan partikel aeorosol yang berukuran kurang dari lima mikron mampu menyebar di udara dalam waktu 3-8 jam.

Dengan demikian, orang yang rentan bila menghirup aerosol dapat terinfeksi jika aerosol itu mengandung virus dalam jumlah cukup. Faktor itu dapat diperparah oleh kualitas udara yang kurang baik pada lingkungan tersebut.

Gugus Tugas COVID-19 menuturkan penambahan kasus baru COVID-19 banyak berasal dari lingkungan kerja. Masalah sirkulasi udara yang buruk, kurangnya menjaga jarak, dan tidak disiplin dalam menggunakan masker, diperkirakan menjadi penyebabnya.

Di Jakarta, tercatat kualitas udara dari data AirVisual per tanggal 10 September 2020 menunjukkan nilai air quality index (AQI) sebesar 157 dan kualitas udara ibukota dinyatakan tidak sehat.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement