Jumat 25 Sep 2020 08:00 WIB

Vaksin Dengue Berpotensi Beri Imunitas untuk Lawan Covid-19

Negara dengan kasus demam berdarah dengue tinggi, kasus-kematian Covid-19-nya rendah.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Vaksin dengue (Ilustrasi). Studi terdahulu menunjukkan bahwa orang yang memiliki antibodi dengue menunjukkan hasil positif palsu pada tes Covid-19. Hal ini mengindikasikan bahwa ada interaksi imunologi antara kedua virus.
Foto: Corbis
Vaksin dengue (Ilustrasi). Studi terdahulu menunjukkan bahwa orang yang memiliki antibodi dengue menunjukkan hasil positif palsu pada tes Covid-19. Hal ini mengindikasikan bahwa ada interaksi imunologi antara kedua virus.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studi terbaru mengungkapkan bahwa vaksin Dengue dapat memberikan beberapa imunitas dalam melawan virus penyebab Covid-19, SARS-CoV-2. Temuan dalam studi terbaru ini telah dirilis melalui medRxiv pada Senin lalu.

Studi yang dilakukan peneliti dari Duke University ini mulanya dilakukan secara tidak sengaja. Tim peneliti menyadari bahwa beberapa negara bagian di Brasil memiliki pertumbuhan kasus Covid-19 yang sangat lambat meskipun negara tersebut secara umum menjadi salah satu negara dengan kasus Covid-19 tertinggi di dunia.

Baca Juga

Beberapa negara bagian yang memiliki pertumbuhan kasus Covid-19 yang lambat adalah Parana, Santa Catarina, Rio Grande do Sul, serta Mato Grosso do Sul. Pertumbuhan kasus Covid-19 ini tetap lambat meski negara-negara bagian tersebut sangat terhubung dengan Sao Paulo, kota yang menjadi "super-spreader" di Brasil.

Dalam studi ini, tim peneliti menganalisis faktor-faktor yang berkontribusi pada penyebaran kasus Covid-19 di Brasil. Analisis ini menemukan sebuah korelasi terbalik antara persentase orang yang yang memiliki antibodi untuk demam berdarah dengue dengan kasus, tingkat pertumbuhan, dan mortalitas Covid-19.

Negara-negara bagian dengan kasus demam berdarah dengue yang tinggi pada 2019-2020 memiliki kasus dan kematian Covid-19 yang lebih rendah. Negara-negara bagian tersebut juga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai transmisi komunitas eksponensial.

"Karena tingkat pertumbuhan infeksi SARS-CoV-2 yang lebih lambat," jelas tim peneliti, seperti dilansir Fox News.

Hubungan terbalik serupa juga ditemukan di negara-ngeara Asia dan Amerika Latin serta pulau-pulau di Samudera Pasifik dan Hindia. Dari temuan hubungan terbalik ini, tim peneliti menilai vaksin dengue yang aman dan efektif dapat memberikan beberapa kekebalan untuk melawan SARS-CoV-2 sebelum vaksin Covid-19 tersedia.

Ketua tim peneliti Miguel Nicolelis mengatakan, temuan ini menarik. Alasannya, studi terdahulu menunjukkan bahwa orang-orang yang memiliki antibodi dengue menunjukkan hasil positif palsu pada tes Covid-19, meski tak terinfeksi.

Hal ini mengindikasikan bahwa ada interaksi imunologi antara kedua virus yang tak satu orang pun dapat menyangkanya. Hal ini dikarenakan virus penyebab demam berdarah dengue dan penyebab Covid-19 berbeda.

"Kedua virus berasal dari famili yang benar-benar berbeda," ungkap Nicolelis.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement