Kamis 01 Oct 2020 19:35 WIB

Nadiem Apresiasi Pahlawan Kemanusiaan

Pahlawan yang dimaksudnya adalah para tenaga medis hingga relawan mahasiswa

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Gita Amanda
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengapresiasi lahirnya pahlawan kemanusiaan yang turut meringankan beban di masa pandemi. (ilustrasi)
Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengapresiasi lahirnya pahlawan kemanusiaan yang turut meringankan beban di masa pandemi. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di dalam momen Hari Kesaktian Pancasila, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengapresiasi lahirnya pahlawan kemanusiaan yang turut meringankan beban di masa pandemi. Pahlawan yang dimaksudnya adalah para tenaga medis, relawan mahasiswa, pemimpin di sektor pemerintahan dan swasta, para pemuka agama, seniman, pendidik, serta seluruh pemangku kepentingan pendidikan yang terus berjuang di tengah krisis.

   

Nadiem memandang, mereka semua berusaha bertahan di tengah pandemi dengan tetap menjalankan tugasnya berdasarkan kemampuannya masing-masing. "Di masa krisis, lilin-lilin Pancasila menerangi kegelapan di mana-mana," kata Mendikbud, dalam pidato Hari Kesaktian Pancasila, Kamis (1/10).

Nadiem menyadari, masa pandemi seperti sekarang terasa sulit membayangkan sisi positif dari bencana yang melanda. Saat ini, setiap orang secara bersamaan mengalami krisis kesehatan, krisis ekonomi, dan krisis pembelajaran. Tetapi menurutnya, di saat sulit seperti ini, Pancasila justru terlihat jelas mendarah daging di masyarakat.

"Kalau kita melihat sekeliling kita dengan lebih peka, kita bisa melihat begitu banyak pahlawan Pancasila yang menyalakan lilin-lilin kemanusiaan di lingkungan masing masing," kata dia lagi.

Pada peringatan Hari Kesaktian Pancasila, seluruh bangsa mengingat sejarah dan betapa besar pengorbanan nenek moyang untuk bangsa ini. Jika dilihat dengan seksama, kata Mendikbud, disadari bahwa kesaktian Pancasila masih mendarah daging di generasi bangsa.  

"Rakyat mengenal Pancasila sebagai falsafah negara, ideologi bangsa. Pancasila adalah akar yang menyambung masa lalu dan masa depan generasi," ujar dia.

Upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila tahun 2020 dipimpin langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo sebagai Inspektur Upacara. Kegiatan ini digelar secara terpusat di Monumen Pancasila Sakti, Jakarta.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement