REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Saat ini, sejumlah wilayah di Indonesia mulai memasuki musim hujan. Hal ini pun sempat menyebabkan banjir bandang di Sukabumi, Jawa Barat. Demi dapat meringankan beban para korban banjir, Federal Oil pun menyalurkan kepedulianya lewat penyaluran bantuan.
General Manager Federal Oil, Sri Adinegara mengatakan, kali ini Federal Oil melakukan kegiatan kepedulian dengan menggandeng Dompet Dhuafa (DD). Federal Oil bekerja sama DD untuk memberikan bantuan langsung kepada para korban bencana banjir bandang di Sukabumi.
"Lewat kerja sama ini, kami menyalurkan bantuan berupa makanan dan kebutuhan pokok untuk dapur umum yang dikelola oleh DD," kata Sri Adinegara dalam keterangan pers kepada Republika.co.id pada Jumat (2/10).
Berdasarkan data yang dihimpun Disaster Management Centre Dompet Dhuafa (DMC) DD hingga 30 September, tercatat dampak bencana banjir bandang ini mengakibatkan 2 warga meninggal, 1 warga hilang dan 10 warga mengalami luka-luka. Selain itu, bencana ini juga menyebabkan 133 Kepala Keluarga dengan 431 jiwa terdampak, 133 rumah rusak, 5 jembatan rusak dan 1 embung rusak.
Ia pun menekankan, bantuan yang telah disalurkan pada 30 September ini merupakan upaya dan komitmen Federal Oil untuk mengambil peran penting dalam memberikan kontribusi bagi warga Indonesia di sisi kemanusiaan. Di satu sisi, Federal Oil juga telah menghadirkan berbagai program bantuan bagi para konsumen dan bengkel yang kendaraannya terkena dampak dari bencana alam yang pernah terjadi sebelumnya.
Baru-baru ini, Federal Oil pun telah mengadakan program bagi-bagi masker yang diperuntukan bagi para pengemudi ojek online guna menghadapi masa pandemi.
Direktur Resources Mobilisasi ZISWAF DD, Doni Marlan mengatkan DD melalui DMC telah terjun langsung ke pusat bencana. Upaya tersebut sebagai bentuk langkah cepat tanggap kami terhadap bencana yang menimpa warga Sukabumi.
"Pasca bencana, kami pun langsung menggulirkan berbagai pelayanan seperti dapur keliling (Darling) dengan menyiapkan makanan bergizi untuk memenuhi asupan sehari-hari bagi penyintas bencana banjir bandang, serta kami juga menerjunkan tim kesehatan sebagai upaya dalam memberikan respon cepat di bidang medis," kata Doni Marlan.
Banjir di Sukabumi terjadi pada 21 September ketika hujan dengan intensitas tinggi yang menyebabkan volume air di daerah hulu mengalami peningkatan. Dampaknya, banyak warga yang menjadi korban karena tempat tinggal yang rusak kendaraan yang hanyut, serta area persawahan yang rusak akibat derasnya aliran banjir yang menerjang wilayah tersebut.