REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Antariksa AS (NASA) menangkap ledakan bintang menakjubkan yang lima miliar kali lebih terang dari matahari. Ledakan tersebut terjadi di galaksi spiral NGV 2525 yang terletak 70 juta tahun cahaya dari Bumi.
Dilansir dari Sputniknews, Sabtu (3/10), Supernova SN 2018gv pertama kali ditemukan oleh astronom amatir, Koichi Itagaki dari Jepang pada 2018. Setelah Itagaki memberi tahu NASA, badan antariksa mulai mengamatinya menggunakan teleskop Hubble yang terletak di luar angkasa.
Video yang dirilis oleh NASA, menunjukkan satu tahun pengamatan teleskop dan memberi kesempatan langka untuk menyaksikan proses dramatis. NASA, dalam pernyataannya, mengatakan jenis supernova yang terlihat dalam urutan ini berasal dari bintang yang terbakar, white dwarf yang terletak di sistem biner dekat, yang menghasilkan materi dari bintang pendampingnya.
Saat white dwarf atau katai putih mencapai massa kritis, intinya menjadi cukup panas untuk menyalakan fusi nuklir. Ini mengubahnya menjadi bom atom raksasa. Proses pelarian termonuklir ini merobek katai putih tersebut.
“Itu berumur pendek karena bola api memudar,” kata NASA.
Menurut NASA, mengamati supernova memungkinkan para peneliti mengukur laju ekspansi alam semesta, yang merupakan nilai kunci dalam memahami dasar-dasar fisik kosmos.
“Lebih dari sekedar memberikan memberikan kembang api langit, supernova dapat digunakan sebagai patokan untuk mengukur jarak ke galaksi. Pengukur ini diperlukan untuk menghitung seberapa cepat galaksi tampak terbang terpisah satu sama lain, yang pada gilirannya memberikan perkiraan usia alam semesta,” ujar NASA.