Senin 05 Oct 2020 01:37 WIB

Psikolog: Belajar Daring Berpotensi Sebabkan Anak Stres

Anak hilang kesempatan bermain dengan teman sebaya yang merupakan hal menyenangkan.

Psikolog: Belajar Daring Berpotensi Sebabkan Anak Stres. Sejumlah pelajar menggunakan internet gratis untuk belajar daring, di Masjid Nurul Huda, Kelurahan Surau Gadang.
Foto: Iggoy el Fitra/ANTARA FOTO
Psikolog: Belajar Daring Berpotensi Sebabkan Anak Stres. Sejumlah pelajar menggunakan internet gratis untuk belajar daring, di Masjid Nurul Huda, Kelurahan Surau Gadang.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Staf Sub-bagian Psikologi Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP Sanglah Denpasar, Lyly Puspa Palupi mengatakan belajar jarak jauh atau daring berpotensi memunculkan stres pada anak, bila tidak diatasi dengan pendampingan orang tua di rumah.

"Dampak belajar daring yang telah berjalan lebih tujuh bulan berdampak pada psikologis anak, mulai dari rasa bosan dengan aktivitas di rumah saja, anak juga dituntut beradaptasi belajar dari rumah yang pasti berbeda dengan di kelas sehingga hal-hal seperti ini bisa menimbulkan kondisi tertekan pada psikis anak dan berpotensi munculnya stres pada anak," kata Lyly, Ahad (4/10).

Baca Juga

Ia menjelaskan dampak belajar di rumah secara daring juga dirasakan sulit untuk diikuti oleh sebagian anak-anak yang membutuhkan penjelasan melalui interaksi langsung dengan guru. Selain itu, hilangnya kesempatan bermain dengan teman sebaya yang menjadi salah satu hal yang menyenangkan bagi anak usia sekolah.

Selama pelaksanaan belajar dari rumah, para siswa juga memperoleh tugas sekolah. Jika dalam pengerjaannya, tugas sekolah dominan diselesaikan oleh orang tuanya, tentu akan menimbulkan dampak ke depannya. Dampaknya, si anak akan mengalami ketergantungan pada bantuan orang lain, kurang mandiri dalam menyelesaikan tugas, dan cenderung menjadi anak yang kurang percaya diri.

"Suatu hari nanti anak akan kembali belajar di sekolah, dimana ia harus mengerjakan tugas-tugas sendiri. Kalau tidak dilatih mandiri dan percaya diri dalam mengerjakan tugasnya di rumah sekarang, maka ia akan sulit beradaptasi saat harus belajar di sekolah nanti. Lalu, kalau PR atau tugas dikerjakan oleh orang tua, hasil belajar atau nilai yang diperoleh anak tidak mencerminkan kemampuan anak sesungguhnya," ucap Lyly.

Terkait dengan pembelajaran jarak jauh atau daring ini, untuk menjaga kesehatan mental untuk anak, dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, dengan melakukan aktivitas belajar sesuai dengan jadwal dari sekolah atau tidak menunda-nunda.

Kedua, sediakan waktu untuk melakukan kegiatan yang menyenangkan, misalnya bermain, baca buku yang disukai, main game, olahraga, menghabiskan waktu bersama kakak atau adik agar anak bisa rileks sesudah belajar.

"Jika mengalami kesulitan dalam belajar, bisa bertanya atau diskusi dengan guru atau teman melalui chat online atau bisa belajar dari pengetahuan di internet. Belajarlah di tempat yang nyaman, tenang sehingga bisa fokus dan konsentrasi," katanya.

Sedangkan bagi para orang tua, disarankan tetap tenang dalam mendampingi anak belajar di rumah, kemudian mengatur waktu orang tua antara untuk mendampingi anak belajar dengan waktu bekerja atau mengurus rumah. Selain itu, jika ada kesulitan atau hambatan dalam mendampingi anak, disarankan tidak ragu untuk berdiskusi dengan guru.

Pahami tingkat kemampuan belajar anak dan sesuaikan dengan target atau nilai yang diperoleh anak. "Jangan paksa anak mencapai target atau nilai yang melampaui kemampuannya. Di masa pandemi ini, kesehatan fisik dan psikis sangat penting untuk tetap dipertahankan dan dirawat. Jadi, orang tua dan anak bisa menjalani proses belajar jarak jauh ini sebaik mungkin dan tidak menambah beban psikis," ujarnya.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement