Senin 05 Oct 2020 04:31 WIB

Pelatihan Daring Dokter Kecil di Tengah Pendemi Covid-19

Pelatihan dokter kecil merupakan agenda rutin tahunan yang dilaksanakan sekolah.

Dosen Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sultan Agung Semarang Hanifatur Rosyidah memberikan materi tentang dokter kecil.
Foto: istimewa
Dosen Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sultan Agung Semarang Hanifatur Rosyidah memberikan materi tentang dokter kecil.

REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Kesehatan adalah hal paling utama dalam kehidupan ini. Tidak ada kenikmatan apapun yang dapat dirasakan jika tubuh dalam keadaan sakit. Makanan lezat dan minuman segar pun akan terasa hambar saat tubuh harus terbaring takberdaya karena diserang penyakit. 

Sebagai lingkungan tempat siswa belajar bersosialisasi dengan teman dan guru, sekolah memiliki peran penting dalam upaya menumbuhkan budaya sehat. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menyampaikan informadi tentang kesehatan kepada siswa adalah melalui program  Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). 

UKS bertujuan meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta menciptakan lingkungan sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan anak yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya. Selama ini UKS hanya dipandang sebagai salah satu sudut sekolah yang berfungsi untuk tempat istirahat bagi siswa yang sakit saat sedang mengikuti kegiatan sekolah.

Belum banyak sekolah yang memiliki program khusus kesehatan yang dikelola oleh UKS. Salah satu program UKS adalah pelatihan dokter kecil yang dilaksanakan oleh SD MAPANS (SD Muhammadiyah 08 Semarang) pada Jumat (2/10). Kegiatan ini diikuti oleh seluruh siswa kelas 4 dan 5 sebanyak 100 anak secara online melalui aplikasi zoom meeting. 

Materi pelatihan dokter kecil disampaikan oleh Dosen Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sultan Agung Semarang Hanifatur Rosyidah, S.SiT., MPH. Ada fakta menarik saat menyimak profil narasumber yang disampaikan moderator, ternyata narasumber merupakan salah satu alumni SD MAPANS. Hani, sapaan akrab Hanifatur, sekilas mencerita perjuangan meraih impian hingga ke negeri kincir angin sangat menarik perhatian para siswa. Semua mengangkat tangan saat guru UKS, Siti Khotimatun, S.Pd selaku moderator bertanya, "Siapa yang ingin belajar ke luar negeri?"

Perkenalan yang menginsipirasi dan materi menarik membuat siswa tak beranjak dari layar. Tiga ruang lingkup UKS, yaitu Pendidikan Kesehatan, Pelayanan Kesehatan, dan Pembinaan Lingkungan Kehidupan Sekolah Sehat menjadi pembuka sebelum menuju materi dasar dokter kecil.

Kebersihan Lingkungan (sekolah dan rumah, Kebersihan dan Kesehatan Pribadi, Makanan Bergizi, penyakit dan cara pencegahannya, imunusasi, Keselamatan Diri di Dalam dan di Luar Rumah, Pertolongan Pertama, Pengenalan Perubahan pada Masa Remaja, Kesehatan Jiwa dan Penyalahgunaan NAPZA, Kartu Menuju Sehat Anak Sekolah (KMS-AS), Siaga Bencana, serta Aku Bangga Menjadi Dokter Kecil disampaikan oleh narasumber selama kurang lebih 120 menit. 

Pelatihan dokter kecil merupakan agenda rutin tahunan yang dilaksanakan sekolah. Pandemi yang tak kunjung usai memaksa tim pelaksana harus memutar otak supaya agenda yang sudah disusun rapi tetap dapat berjalan dengan baik. Walau terasa kurang semarak karena interaksi dilakukan via daring, namun seluruh peserta antusias menyimak penjelasan narasumber. 

Ada yang berbeda dibanding sebelumnya. Selama ini pelatihan hanya diikuti beberapa siswa yang ditunjuk sebagai calon dokter kecil mewakili sekolah untuk bergabung dengan sekolah lain, namun kali ini siswa kelas 4 dan 5 sebanyak 100 anak mendapat kesempatan ikut belajar bersama. Alifia Melati Farida, S. Pd selaku Kepala Sekolah berharap para siswa dapat memahami cara menjaga kesehatan pribadi dan lingkungan sekaligus mampu menjadi contoh bagi orang-orang di sekelilingnya.  

Rangkaian kegiatan ditutup dengan sesi tanya jawab. Beragam pertanyaan disampaikan oleh peserta. Bahkan ada yang keluar dari konteks. Salah satu siswa kelas 5 bertanya tentang cara mengurangi rasa bosan dan jenuh saat belajar di rumah. Harus diakui, masa belajar di rumah yang cukup panjang berpengaruh kepada kesehatan mental siswa. Lewat pelatihan dokter kecil secara online, SD MAPANS  berusaha menumbuhkan budaya sehat bagi seluruh siswa dan guru.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement