Selasa 06 Oct 2020 14:27 WIB

3 Prioritas Kelola Alam Secara Berkelanjutan

Kelestarian keanekaragaman hayati dapat menghasilkan ribuan lapangan pekerjaan.

Habitat orangutan.
Foto: .
Habitat orangutan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen PBB Antonio Guiterres menyebutkan tiga prioritas untuk melestarikan dan mengelola keanekaragaman hayati secara berkelanjutan. Pertama, solusi berbasis alam harus disertakan dalam pemulihan pascapandemi COVID-19 dan rencana pengembangan yang lebih luas.

Ia menegaskan melestarikan keanekaragaman hayati dunia dapat menghasilkan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi yang sangat kita butuhkan saat ini. Forum Ekonomi Dunia memberi sinyal bahwa peluang bisnis yang muncul di seluruh alam dapat menciptakan 191 juta pekerjaan pada 2030.

Baca Juga

Africa’s Great Green Wall saja telah menciptakan 335.000 pekerjaan. "Solusi berbasis alam juga merupakan alat vital dalam perjuangan manusia untuk menyelesaikan krisis iklim," ujar Guiterres, akhir pekan lalu.

Ia menegaskan hutan, lautan, dan ekosistem yang utuh merupakan penyerap karbon yang efektif. Lahan basah yang sehat mengurangi banjir.

“Kita memiliki solusi alami di ujung jari kita untuk melindungi kita dari bencana alam, kehilangan pekerjaan, dan kejatuhan ekonomi. Mari kita gunakan!”

Kedua, sistem ekonomi dan pasar keuangan harus memperhitungkan dan berinvestasi di alam. Sumber daya alam masih belum masuk dalam perhitungan kekayaan negara, sistem saat ini lebih mengarah pada kehancuran, bukan pelestarian.

Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) memperkirakan pendanaan global tahunan yang dibutuhkan untuk alam antara 300 miliar dolar AS hingga 400 miliar dolar AS. Ini jauh lebih sedikit daripada tingkat subsidi berbahaya untuk pertanian, pertambangan, dan industri perusak lainnya saat ini, kata Guiterres.

Berinvestasi di alam akan melindungi keanekaragaman hayati dan meningkatkan aksi iklim, kesehatan manusia, dan ketahanan pangan. Pemerintah perlu memasukkan keanekaragaman hayati sebagai kriteria dalam pengambilan keputusan keuangan.

Menurut dia, Gugus Tugas baru tentang Pengungkapan Keuangan terkait Alam akan membantu lembaga keuangan untuk mengalihkan keuangan dari aktivitas yang merusak dan menuju solusi berbasis alam.

Ketiga, harus mengamankan kebijakan dan target paling ambisius yang melindungi keanekaragaman hayati dan tidak meninggalkan siapa pun. Konvensi Keanekaragaman Hayati memperkirakan bahwa jasa dari ekosistem mencakup antara 50 dan 90 persen dari mata pencaharian rumah tangga miskin pedesaan dan penghuni hutan.

Alam menawarkan peluang bisnis bagi masyarakat miskin, dari pertanian berkelanjutan hingga ekowisata atau penangkapan ikan untuk kebutuhan sehari-hari. Semuanya bergantung pada pelestarian keanekaragaman hayati dan menggunakannya secara berkelanjutan.

Sebagian besar masyarakat adat khususnya, bergantung pada ekosistem yang sehat yang dapat memberikan layanan ekonomi dan keuangan yang mereka butuhkan untuk melestarikan budaya dan mata pencaharian mereka.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement