Kamis 08 Oct 2020 14:16 WIB

Cobot Jadi Solusi Industri Robot di Masa Depan

Cobot merupakan robot kolaboratif yang bisa dioperasikan menggunakan tablet grafis.

Cobot merupakan robot kolaboratif yang bisa dioperasikan menggunakan tablet grafis (Foto: Ilustrasi Cobot)
Foto: Wikimedia
Cobot merupakan robot kolaboratif yang bisa dioperasikan menggunakan tablet grafis (Foto: Ilustrasi Cobot)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universal Robots bersama pemimpin global robot kolaboratif (cobot) menggelar pertemuan pada pameran "Meet the Cobot Leaders" yang dihelat pertama kalinya di Asia-Pasifik. "Meet the Cobot Leaders" adalah bagian dari "WeAreCobots APAC", pameran virtual robot kolaboratif pertama di Asia Pasifik yang diselenggarakan Universal Robots dari tanggal 6 hingga 8 Oktober 2020.

Pada pameran tersebut, para peserta memperoleh wawasan dari seratus ahli otomasi, dan mengetahui cara mengatasi tantangan pada sektor manufaktur di Asia-Pasifik. Pengunjung juga dapat mengunjungi berbagai stan pameran mitra UR+, memilih 45 demo secara langsung dan mengajukan pertanyaan selama sesi online.

Baca Juga

Direktur Regional APAC Universal Robots James McKew, dalam siaran pers pada Kamis (8/10), mengatakan bahwa pertemuan itu membahas bagaimana pemilik bisnis di Asia Pasifik harus benar-benar ketat dalam mengatur biaya perusahaan demi menciptakan keuntungan. Di Asia-Pasifik, pemilik bisnis dan para operatornya harus benar-benar dapat mengatur biaya dan menciptakan nilai.

"Di beberapa daerah yang kisaran harga real estate-nya mahal, seperti Singapura dan kota metropolitan lainnya di dunia, cobot pastinya bisa sangat membantu dalam memaksimalkan ruang di mana operator manusia dan cobot bisa bekerja bersama-sama untuk mencapai tingkat produksi tertinggi, sambil mematuhi pedoman jarak fisik,” kata McKew.

Pandemi COVID-19 pada tahun ini menambah daftar tantangan bagi perusahaan. Imbas dari pandemi adalah membuat terganggunya rantai pasokan, kekurangan material secara tiba-tiba, dan perubahan permintaan yang tajam.

Kendala itu membuat produsen harus bergulat untuk beradaptasi dengan perubahan. Manufaktur padat karya sangat terpukul oleh langkah-langkah penanganan COVID-19 oleh pemerintah daerah seperti melakukan pembatasan jarak dan sosial, yang kerap diperpanjang.

Sejalan dengan itu, para tokoh teknologi robot menilai bahwa cobot menawarkan jalan keluar untuk industri di masa depan. Mereka mengklaim bahwa cobot merupakan alat yang gesit dan dapat diaplikasikan secara inovatif di seluruh dunia, terutama di pasar ASEAN yang sedang berkembang.

Cobot merupakan robot kolaboratif yang bisa dioperasikan menggunakan tablet grafis (seperti iPad dan sejenisnya). Sebagai contoh, cobot bidang medis bisa diaplikasikan untuk tes swab, sterilisasi, dan desinfeksi secara mobile, termasuk desinfeksi sandaran tangan kursi pesawat guna mengurangi kemungkinan cedera dan infeksi pada penumpangnya.

Presiden Universal Robots Jurgen von Hollen, mengatakan, di ASEAN, menurut mereka, tingkat adopsi cobot dan robot industri terus melampaui pasar yang ada di negara-negara Barat yang sudah mapan. Alasannya, pengoperasian cobot dari Universal Robots tidak memerlukan insinyur profesional atau pengembang perangkat lunak.

"Kami memperkirakan cobot akan tumbuh secara eksponensial dalam waktu dekat di kawasan ASEAN, terutama di segmen usaha kecil dan menengah (UKM)," kata Hollen.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement