Kamis 08 Oct 2020 16:08 WIB

Cerita Perjalanan Memiliki Hunian, Nekat Membeli Rumah

Banyak cerita perjuangan dan inspiratif yang ada di belakang proses memiliki rumah.

Memiliki rumah sendiri menjadi dambaan setiap orang.
Foto: ist
Memiliki rumah sendiri menjadi dambaan setiap orang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memiliki rumah sendiri menjadi dambaan setiap orang. Namun perkara memiliki rumah, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak cerita yang mengiringi di belakang proses memiliki rumah.

Country Manager Rumah.com, Marine Novita, memiliki sekumpulan cerita mengenai pengalaman konsumen memiliki rumah. Rumah.com mengambil peran aktif dengan merilis kampanye Cerita Rumah dimana untuk pertama kalinya pemilik rumah di Indonesia bisa saling berbagi cerita perjalanan membeli rumah.

"Rumah.com mengumpulkan cerita inspiratif dari para pencari rumah yang telah berhasil memiliki rumah sendiri," ujarnya. "Cerita yang dikumpulkan sangat relevan dengan tantangan para pencari rumah sehingga dengan Cerita Rumah ini, bersama-sama bisa mengumpulkan inspirasi dan memelihara semangat optimisme memiliki rumah."

Bermodalkan nekat menjadi cerita Zahrina memiliki rumahnya. Saat itu, suami Zahrina baru saja mengundurkan diri dari pekerjaannya dan memilih berwiraswasta. Sedangkan ia sendiri baru mendaftar menjadi Aparatur Sipil Negara dan sedang menunggu pengumuman sehingga mereka tidak punya penghasilan sama sekali saat itu.

Dengan kondisi keuangan seperti itu, mereka menyadari tidak logis kalau memaksa ingin membeli rumah. Apalagi dengan sistem KPR melalui bank, karena tidak punya uang untuk membayar uang muka (DP) dan tidak memiliki jaminan keterangan penghasilan dari tempat kerja.

“Meskipun kami sadar punya keterbatasan finansial, kami berusaha mencari informasi tentang perumahan baru di Depok," ujar Zahrina.

Selain untuk mengetahui gambaran harga dan lokasi rumah, Zahrina berharap mendapatkan informasi yang bisa menjadi solusi atas masalahnya. Untuk lebih memudahkan, ia pun mencari informasi perkembangan harga rumah di Depok secara online dengan menelusuri situs Rumah.com.

"Di luar dugaan, kami menemukan informasi tentang perumahan syariah yang berlokasi di Pondok Rajeg, Cibinong, sehingga bisa menjawab kebutuhan kami," jelas Zahrina.

Perumahan syariah memberlakukan skema KPR Syariah dengan akad sesuai syariah Islam tanpa harus berurusan dengan bank sehingga syarat lebih mudah dan cicilan bersifat tetap, tidak ada bunga fluktuatif. Perumahan syariah juga menjadi jawaban bagi kaum Muslim yang ingin memiliki rumah bebas riba.

Menurut Marine KPR Syariah memang sedang menjadi tren di masyarakat seperti terlihat dari hasil survei Rumah.com Consumer Sentiment Study H2 2020. Terjadi kenaikan preferensi konsumen untuk memilih KPR Syariah menjadi 35 persen responden pada Semester 2/2020 dari sebelumnya 29 persen responden pada Semester 1/2020.

KPR Syariah menjadi preferensi konsumen dengan alasan utama adalah karena adanya kepastian besaran cicilan bulanan (fixed rate) yang dinyatakan oleh 74 persen responden. Data ini berdasarkan survei berkala yang diselenggarakan dua kali dalam setahun oleh Rumah.com bekerja sama dengan lembaga riset Intuit Research, Singapura.

Hasil survei kali ini diperoleh berdasarkan 1.007 responden dari seluruh Indonesia yang dilakukan pada Januari hingga Juni 2020. Survei dilakukan oleh Rumah.com sebagai portal properti terdepan di Indonesia untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti di Tanah Air.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement