Jumat 09 Oct 2020 07:02 WIB

Pandemi, Permintaan Vitamin Meningkat Lebih dari 100 Persen

mClinica dan Century bekerja sama dengan jasa pengiriman Lalamove.

Red: Fernan Rahadi
Seorang petugas merapikan obat-obatan di salah satu apotek (ilustrasi).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Seorang petugas merapikan obat-obatan di salah satu apotek (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak pandemi dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta diberlakukan, permintaan obat dan vitamin mengalami pelonjakan yang signifikan. Belum tersedianya vaksin Covid-19 yang saat ini masih dalam tahap pengujian membuat obat-obatan dan vitamin menjadi andalan masyarakat untuk menjaga kesehatan di tengah pandemi selama PSBB.

Industri farmasi pun terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan menggenjot pengadaan persediaan dan pengiriman obat. Di sisi lain, suplai yang terbatas, pendistribusian yang tidak merata, serta kecepatan pengiriman menjadi kendala bagi banyak perusahaan farmasi baik untuk pengiriman ke apotek maupun ke konsumen.

Menurut perusahaan teknologi kesehatan mClinica, peningkatan permintaan obat dan vitamin mencapai lebih dari 100 persen apabila dibandingkan dengan sebelum pandemi. Berdasarkan survei yang dilakukan, permintaan yang tinggi ini salah satunya disebabkan oleh banyaknya masyarakat yang merasa lebih nyaman dan aman untuk membeli obat dari apotek alih-alih berobat ke rumah sakit. Dengan diberlakukannya PSBB, kebanyakan orang lebih memilih untuk melakukan konsultasi kesehatan secara daring, sementara obat-obatannya dikirim dari apotek ke tempat tinggal.

Hal yang sama pun diutarakan oleh perusahaan farmasi Century. Menurut Regional Operations Manager Century Syarmini, permintaan obat-obatan, vitamin, dan hand sanitizer meningkat drastis sejak ditetapkannya PSBB. Walaupun sempat kembali normal, diberlakukannya PSBB jilid 2 di Jakarta membuat permintaan kembali meningkat.