REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid menyempatkan ziarah ke makam Sultan Maulana Hasanudin dalam kunjungannya ke Kota Pandeglang dalam rangka Sosialisasi Empat Pilar MPR. Usai melaksanakan sholat Jumat di Masjid Agung Banten, Jazilul Fawaid, langsung berziarah ke Makam Sultan Maulana Hasanuddin yang lokasinya berdampingan dengan masjid di Kasemen, Kota Serang, Banten, Jumat (9/10).
Memasuki bangunan makam sudah terlihat para peziarah duduk bersila di depan Makam Sultan Maulana Hasanuddin. Ada tulisan “Maqbaroh Sulthan Maulana Hasanuddin”atau Kuburan Sultan Maulana Hasanuddin di atas pintu ruangan. Para peziarah hanya berdoa di depan ruangan makam dan tidak bisa masuk ke dalam ruangan makam.
Ketika Wakil Ketua MPR tiba, pintu ruangan makam dibuka. Jazilul Fawaid bisa langsung memanjatkan doa di depan makam. Bahkan Gus Jazil, sapaan Jazilul Fawaid, memimpin langsung doa dalam ziarah itu. Di dalam ruangan makam, tampak makam Sultan yang bedampingan dengan pusara sanak keluarganya yang ditutupi kelambu.
Sultan Maulana Hasanuddin adalah anak dari Sunan Gunung Jati dan pendiri kesultananan Banten. Sultan Maulana Hasanuddin menyebarkan ajaran Islam di wilayah Banten. Kesultanan Banten didirikan pada tahun 1552, dan Sultan berkuasa sekitar 20 tahun. Masjid Agung Banten dibangun oleh Sultan Maulana Hasanuddin sekitar tahun 1552 – 1570 Masehi.
Gus Jazil menyebutkan sudah menjadi tradisi untuk berziarah ke makam-makam orang yang telah berjasa bagi bangsa dan negara. Gus Jazil mengatakan ziarah ini dilakukan dalam konteks ketika berada di Banten, keadaan di Jakarta dan beberapa kota dilanda aksi demo berkaitan dengan UU Cipta Kerja atau Omnibus Law. Aksi demo itu diwarna pembakaran dan berakhir dengan rusuh.
“Saya berdoa saja agar situasi bisa tenang kembali. Sebab, jika perselisihan dan silang pendapat ini diteruskan maka saya yakin musibah lebih besar akan datang. Perpecahan mendatangkan musibah,” ujarnya.
Gus Jazil berharap semua pihak membuka dialog karena aksi-aksi demo yang berlangsung pada Kamis sudah menjurus anarkis dengan melakukan perusakan dan pembakaran fasilitas publik, halte, perkantoran. “Ini tindakan anarkis yang tidak mencitrakan kita sebagai bangsa Indonesia yang berbudaya,” tuturnya.
Dalam ziarah tadi, Gus Jazil sempat berdoa bangsa Indonesia terhindar dari musibah. “Kita doakan pemimpin dan masyarakat kita diberikan kesabaran menghadapi situasi ini,” ucapnya.