Senin 12 Oct 2020 14:43 WIB

Virus Covid-19 Bisa Bertahan di Layar Ponsel Hingga Sebulan

Pada suhu ruangan virus Covid-19 sangat kuat bisa bertahan di permukaan 28 hari

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi Covid-19. Virus Covid-19 bisa bertahan selama 28 hari di permukaan halus dengan suhu ruangan.
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19. Virus Covid-19 bisa bertahan selama 28 hari di permukaan halus dengan suhu ruangan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Badan Sains Nasional Australia baru-baru ini menemukan, jika virus penyebab Covid-19 bisa bertahan hingga 28 hari. Tak hanya di tubuh, melainkan juga di permukaan lainnya seperti layar ponsel, baja tahan karat, vinil hingga uang kertas.

"Pada suhu 20 celcius, yang setara dengan suhu ruangan, kami menemukan bahwa virus itu sangat kuat, bertahan selama 28 hari pada permukaan yang halus seperti kaca yang ditemukan pada layar ponsel,” kata Wakil direktur ACDP, Dr Debbie Eagles, mengutip The Guardian Senin (12/10).

Baca Juga

Menurutnya, hasil itu juga memperkuat dalil untuk menjaga kebersihan. Khususnya, mencuci tangan dan membersihkan permukaan benda secara teratur. Bahkan, penelitian yang dilakukan di Pusat Kesiapsiagaan Penyakit Australia (ACDP) di Geelong, juga menyatakan bahwa virus itu bisa bertahan lebih lama. Utamanya, pada suhu yang lebih rendah.

Dalam penelitian itu, eksperimen serupa juga dilakukan pada influenza A. Namun, virus itu hanya bertahan di permukaan selama 17 hari, masih jauh dari virus penyebab Covid-19. Percobaan juga dilakukan pada suhu 30 hingga 40 derajat celsius, dalam keadaan itu daya hidup virus Sars-CoV-2 menurun seiring dengan peningkatan suhu.

“Tetapi, tingkat kontak permukaan dan jumlah virus yang diperlukan untuk infeksi masih belum ditentukan, dan penetapan berapa lama virus ini bertahan di permukaan sangat penting untuk mengembangkan strategi mitigasi risiko di daerah dengan kontak tinggi," kata Eagles.

Terpisah, Dr Larry Marshall, kepala eksekutif CSIRO mengatakan, penemuan informasi berapa lama virus bertahan di permukaan memungkinkan para ilmuwan untuk lebih akurat memprediksi dan mencegah penyebarannya. Dengan demikian, penemuan itu juga bisa melindungi masyarakat dari infeksi lebih luas.

Sementara itu, Direktur ACDP, Profesor Trevor Drew mengatakan, penelitian ini dapat membantu menjelaskan persistensi yang nyata dan penyebaran Sars-CoV-2 di lingkungan yang sejuk.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement