REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT -- Ilman, sosok guru dari Nusa Tenggara Barat (NTB) terpaksa melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) door to door bahkan menempuh jalan terjal. Bukan hanya kendala sinyal, keterbatasan kuota internet, atau bahkan gawai memang terjadi di wilayahnya.
Tinggal di suatu pedalaman, Ilman, seorang guru di wilayah pegunungan Desa Kedaro, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, terkadang harus naik ke atas pohon demi mendapatkan sinyal internet agar bisa mengajar daring para murid-muridnya di masa pandemi Corona (Covid-19) ini.
“Ya, jika guru dan siswa di perkotaan menggunakan sarana daring untuk kegiatan belajar, tetapi berbeda bagi saya dan para siswanya. Dalam upayanya, saya harus menyambangi siswanya untuk belajar karena keterbatasan gawai, kuota, bahkan sinyal internet,” ujar Ilman.
Walaupun tidak mungkin dilakukan setiap hari karena medan terjal pegunungan dan jarak tempuh yang cukup jauh antara rumah murid satu dengan yang lainnya. “Para siswa tidak bisa belajar online, karena banyak tidak punya handphone dan tidak ada sinyal internet. Jadi saya harus datang ke rumah mereka yang jaraknya memang cukup jauh,” lanjut Ilman.
Meski demikian, semangat pantang menyerah sosok Guru Ilman terbukti kokoh. Dirinya, diketahui berpartisipasi dalam Sekolah Guru Indonesia (SGI) yang diinisiasi oleh Dompet Dhuafa Pendidikan.
Sejauh ini, pembelajaran jarak jauh memang dilakukan berbagai anak di banyak belahan dunia. Tak terkecuali Indonesia. Namun, pembelajaran jarak jauh di Indonesia dinilai belum merata. Mengingat, hanya sebagian wilayah yang dapat melakukannya.