REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Peritel perabot rumah tangga dari Swedia, IKEA, menghadirkan program "buy back" untuk konsumen di Inggris dan Irlandia. Pelanggan yang memiliki furnitur dan produk keluaran IKEA bisa menjualnya kembali ke toko.
Sebagai gantinya, IKEA akan memberikan voucher untuk dibelanjakan di toko, yang nilainya bergantung pada kondisi furnitur yang dijual. Voucher tidak memiliki tanggal kedaluwarsa sehingga bisa dibelanjakan kapan saja.
Pelanggan yang menjual kembali barangnya harus memastikan produk dalam keadaan utuh. Apabila kondisi barang masih sangat baik tanpa goresan, maka pemilik akan mendapatkan voucher senilai 50 persen dari harga awal barang.
Barang dengan kondisi bagus namun dengan goresan kecil akan mendapat voucher 40 persen. Sementara, barang bekas pakai dengan beberapa goresan akan mendapatkan voucher pengganti senilai 30 persen dari harga asli.
Inisiatif tersebut akan dipromosikan secara meluas pada periode 24 November sampai 3 Desember 2020, kemudian transaksi bisa dilakukan setelahnya. IKEA mengatakan, barang yang tak bisa dijual kembali akan didaur ulang atau didonasikan.
Dalam pernyataan resminya, Selasa (13/10), IKEA mengatakan, program "Buy Back" adalah bagian dari tujuan perusahaan untuk mendukung ekosistem berkelanjutan. Pada 2030, IKEA menargetkan siklus dan iklim bisnis yang sepenuhnya positif.
Rencana IKEA dalam jangka waktu lebih dekat, yakni menghadirkan area khusus di setiap gerainya pada 2021 mendatang. Area itu memungkinkan pelanggan bisa menjual kembali furnitur lama mereka dan menemukan furnitur yang diperbaiki atau diperbarui.
"Dengan membuat hidup berkelanjutan lebih sederhana dan mudah diakses, IKEA berharap inisiatif ini akan membantu pelanggan mengambil sikap melawan konsumsi berlebihan pada Black Friday ini dan di tahun-tahun mendatang," ujar IKEA.
Pernyataan itu merujuk pada promo "Black Friday" yang berlangsung 27 November 2020. Merayakan momen tersebut, banyak pengecer bakal menawarkan diskon besar-besaran untuk produk masing-masing, dikutip dari laman Reuters.