Rabu 14 Oct 2020 18:33 WIB

Lazismu dan BPKH Memulai Program Bantuan 1.000 Masjid

Program 1.000 masjid dimulai Lazismu dan BPKH.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Hafil
Lazismu dan BPKH Memulai Program Bantuan 1.000 Masjid. Foto: Kubah masjid berlafaskan Allah (ilustrasi)
Foto: ANTARA
Lazismu dan BPKH Memulai Program Bantuan 1.000 Masjid. Foto: Kubah masjid berlafaskan Allah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Lembaga Zakat Infaq dan Sadaqah Muhammadiyah (Lazismu) dan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) resmi memulai program bantuan operasional 1.000 masjid. Program diharap mampu menebar kemanfaatan bagi masyarakat secara luas.

Muhammadiyah sebagai ormas Islam dan gerakan masyarakat sipil turut merespon dan mengambil sikap mendukung program nasional penanggulangan pandemi Covid-19. Dilakukan dengan mendirikan Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC).

Baca Juga

Lewat MCCC, Muhammadiyah eluarkan Surat Edaran 24 Maret 2020 tentang Tuntunan Ibadah dalam Kondisi Darurat Covid-19, mengatur pembatasan kegiatan di dalam masjid. Kondisi ini tentu saja berimbas terhadap biaya operasional yang minim.

Sebab, donasi rutin ditiadakan selama pandemi Covid-19. Kondisi ini mendorong Lazismu dan BPKH membuat program bantuan operasional untuk masjid terdampak Covid-19 di Indonesia, yang disalurkan serentak pada 14 Oktober 2020.

Dilaksanakan di 10 provinsi kasus Covid-19 terbesar yang berdampak pembatasan kegiatan di masjid. DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatra Selatan, Sumatra Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan Banten.

Ketua Badan Pengurus Lazismu Pusat, Prof. Hilman Latief, memberi apresiasinya atas langkah BPKH memperluas kemanfaatan bagi umat. Ia menekankan, Lazismu merasa terhormat karena telah dipilih jadi salah satu mitra kemaslahatan BPKH.

"Lazismu sebagai lembaga amil zakat nasional yang juga mitra kemaslahatan mengapresiasi dan merasa terhormat telah dipercaya BPKH sebagai salah satu lembaga yang menyalurkan dana kemaslahatan BPKH kepada masyarakat luas," kata Hilman, Rabu (14/10).

Hilman berharap, dengan kerja sama ini Lazismu bukan hanya bisa meningkatkan kinerja bagian-bagian zakat. Tapi, menjangkau penerima manfaat dari berbagai provinsi yang sebelumnya mungkin belum tersentuh oleh Lazismu itu sendiri.

Doktor di bidang filantropi ini menambahkan, terlibatnya Lazismu dalam program ini menjadikannya lebih sistematis merancang program-program. Khususnya, dalam menentukan tahapan persiapan proses evaluasi pelaporan dan lain-lain.

"Kami berharap, kerja sama ini pada masa mendatang dapat ditingkatkan dan kita bersama-sama memberi manfaat lebih luas baik dalam bentuk bantuan populis atau pembangunan infrastruktur, serta pemberdayaan masyarakat bidang ekonomi," ujar Hilman.

Program pemberian bantuan operasional masjid ini sendiri berupa dana tunai untuk operasional masjid dan bantuan honor untuk pengurus dalam melaksanakan kegiatan. Melibatkan berbagai kelompok dan komunitas di 10 provinsi tersebut.

Lewat kerja sama ini diharap umat Islam semakin meningkatkan keyakinan ajaran Islam rahmatan lil alamin dan tolong menolong dalam kebajikan. Sehingga, umat dapat meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT lewat saling mambantu sesama.

Senada, Anggota BPKH Bidang SDM dan Kemaslahatan, Rahmat Hidayat berharap, apa yang BPKH dan Lazismu lakukan senantiasa mendapatkan ridha Allah SWT. Sebab, ini tidak cuma memberi makna berarti bagi BPKH dan Lazismu, tapi masyarakat.

"Ini menjadi syiar yang kuat BPKH sekaligus berdampak ke program-program BPKH lain, termasuk haji muda. Saya berharap, bantuan 1.000 masjid dapat mendorong minat masyarakat mendaftar haji dalam usia muda," kata Rahmat.

Ia mengingatkan, antrian haji semakin lama semakin panjang dan jika masyarakat mendaftar haji usia 40, kemungkinan berangkat usia 70-80 yang tentu saja tidak dalam kondisi fit. Berbeda jika mendaftar usia 10-20, dan berangkat usia 30.

"Mari kita mulai program bantuan untuk 1.000 masjid BPKH ini yang dilaksanakan melalui kerja sama dengan Lazismu, dan diharap bisa mengenalkan lagi program-program BPKH lain seperti haji muda kepada masyarakat secara lebih luas," ujar Rahmat.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement