REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Bupati Bandung, Dadang Naser mengklarifikasi atas tuduhan pelanggaran kampanye pada Bawaslu Kabupaten Bandung. Tuduhan tersebut saat Dadang menyampaikan pidato di upacara Huluwotan di Desa Panyocokan, Kecamatan Ciwidey, pada 27 September silam.
Dadang menjawab 18 pertanyaan Bawaslu selama satu jam melalui layanan daring Zoom. Dadang menjelaskan, apa yang dilakukannya adalah tugasnya sebagai aparatur pemerintahan.
"Setelah saya memberikan pidato apresiasi supaya dijadikan destinasi wisata. Di situ saya menyampaikan tentang persiapan pemilu. Sekaligus saya pamit jadi bupati di Februari 2021. Sementara pemilihan bupatinya pada 9 Desember," kata Dadang di Kantor Bupati Bandung, Soreang, Kabupaten Bandung, Rabu (14/10).
Dia menyebut, ini sebagai bentuk sosialisasi untuk meningkatkan partisipasi di bidang politik. Mengingat, Pemilu 2020 berlangsung di tengah pandemik virus corona sehingga ditakutkan menurunkan partisipasi atas pemilu.
"Bagaimana kita dalam rangka menambah partisipasi bidang politik untuk mendorong agar masyarakat menyalurkan hak miliknya 9 Desember. Disitu sudah ada tiga pasang calon, saya bilang silakan pilih nomor 1,2, dan 3," katanya.
Setelah menjelaskan jargon dari masing-masing pasangan calom bupati, Dadang menyebut, pemilu ini seperti perang bintang. Seperti Dadang Supriatna yang berpasangan dengan Syahrul Gunawan, seorang bintang sinetron.
"Kedua ada Bu Yena dan Pak Atep. Bu Yena, putra Masoem, keluarga Masoem yang beralamat di Rancaekek. Berpasangan dengan Atep dimana Atep adalah bintang sepakbola, mantan pemain Persib, jago main bola," katanya.
"Nu itu Kurnia, siapa? Teh Nia, orang Ciparay, mantan kabogoh, istri saya. Berpasangan dengan Usman Sayogi, siapa? Usman Sayogi orang Soreang, 31 tahun mengabdi di pemerintahan, berarti dia bintang pemerintahan," kata Dadang.
Dia kemudian meminta masyarakat untuk memilih yang sesuai dari tiga paslon tersebut. Dia menyebut hanya ingin meningkatkan partisipasi masyarakat atas pemilu.
"Seperti tempo hari cuma 68 persen waktu pilkada dan 80 persen waktu Pileg. Mudah mudahan Pilkada bersyarat saat ada Covid itu partisipasi politik tetap bagus untuk masyarakat Kabupaten Bandung. Artinya ada kesadaran untuk menyampaikan hak pilihnya," katanya.