Jumat 16 Oct 2020 10:58 WIB

Studi Ungkap Sebab Kepunahan Manusia Purba Paling Awal

Perubahan iklim kemungkinan mendorong spesies manusia paling awal menuju kepunahan.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
Homo sapiens, ilustrasi
Homo sapiens, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Apa yang terjadi dengan hominin sebelum Homo sapiens? Penelitian baru yang diterbitkan Kamis di Jurnal One Earth menunjukkan perubahan iklim kemungkinan mendorong spesies manusia paling awal menuju kepunahan.

Sampai sekarang sebagian besar penelitian hominin berfokus pada kapan dan di mana spesies manusia paling awal muncul. Serta bagaimana mereka menyebar keluar dari Afrika. Sebab, menurut para peneliti, lebih banyak perhatian yang diberikan pada hilangnya dinosaurus daripada kematian manusia yang paling awal.

Baca Juga

Penulis utama studi yang merupakan Profesor Paleobiologi Universitas Naples Federico II di Italia, Pasquale Raia menyarankan kelangkaan sains pada topik tersebut menunjukkan kesulitan penelitian.

"Buktinya sangat langka dan tersebar sehingga tidak ada yang benar-benar memulai studi sistematis tentang lintasan kepunahan spesies Homo," kata Raia kepada UPI melalui email, dilansir  Jumat (16/10).

Selain kurangnya bukti, Raia memperkirakan keangkuhan manusia modern telah menghalangi sains tentang topik tersebut. "Kami yakin kami hanya lebih baik, puncak dari proses bertahap dari satu spesies ke spesies berikutnya, dan itulah keseluruhan ceritanya,” ujar dia.

Untuk studi baru, Raia dan rekan-rekannya menggabungkan data palaeoklimatik yang diatur secara spasial dengan informasi tentang usia dan lokasi enam spesies fosil Homo. Dari cara itu, kata dia dapat mempelajari preferensi spesies iklim dan batas toleransi. Bahkan, memproyeksikan relung mereka dalam ruang dan waktu melalui penerapan teknik bernama pemodelan distribusi spesies.

Model-model tersebut menunjukkan spesies hominin yang punah kehilangan sebagian besar relung iklim mereka sesaat sebelum punah. Jika bukan pendorong utama kepunahan Homo, temuan menunjukkan perubahan iklim memiliki peran yang cukup besar dalam hilangnya manusia paling awal.

Raia berpendapat studi terobosan ini merupakan peringatan bagi spesies Homo yang tersisa. “Jika spesies paling kuat secara mental di bumi tidak dapat menemukan cara untuk melawan perubahan iklim, bagaimana kita bisa berharap biota modern akan berjalan lebih baik?" ujar dia.

Dia masih tidak percaya Homo sapiens berisiko punah karena iklim. "Saya tidak percaya kita, Homo sapiens, berisiko punah karena perubahan iklim, tetapi kita malah memberi diri kita masa depan yang menyedihkan, bertindak seperti idiot yang rakus," ucap dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement