Jumat 16 Oct 2020 16:00 WIB

Perempuan Belanda Meninggal Usai Kena Covid-19 Dua Kali

Berapa lama kekebalan alami terhadap Covid-19 dapat bertahan pun menjadi pertanyaan.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Reiny Dwinanda
Virus corona (ilustrasi). Seorang perempuan asal Belanda yang memiliki komorbid meninggal setelah mengalami reinfeksi Covid-19.
Foto: www.freepik.com
Virus corona (ilustrasi). Seorang perempuan asal Belanda yang memiliki komorbid meninggal setelah mengalami reinfeksi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Seorang perempuan asal Belanda berusia 89 tahun menjadi orang pertama yang diketahui meninggal setelah terkena Covid-19 untuk kedua kalinya. Tidak jelas seberapa representatif kasusnya.

Dilansir laman WebMD pada Jumat (16/10), perempuan tersebut sempat menjalani kemoterapi karena kanker darah. Pengobatan semacam itu dikenal bisa menurunkan kemampuan sistem kekebalan tubuh.

Baca Juga

Selama pertarungan pertamanya dengan Covid-19, nenek itu dirawat di rumah sakit dengan gejala demam dan batuk parah. Dia dipulangkan setelah lima hari gejala sakitnya mereda.

Sekitar dua bulan kemudian dan hanya dua hari setelah menjalani perawatan kemoterapi, dia mengalami demam, batuk, dan kesulitan bernapas. Tes darah yang dilakukan pada hari ke empat dan ke enam dari infeksinya tidak mendeteksi adanya antibodi virus corona.

Antibodi ialah protein yang dibuat oleh sistem kekebalan yang mengikat virus, mencegahnya menempel ke sel. Infeksi keduanya dengan Covid-19 justru lebih parah hingga menyebabkan kehilangan nyawa sekitar dua pekan kemudian.

Tes gen menemukan sedikit perbedaan dalam susunan virus yang menyebabkan infeksi pertama dan kedua. Hal ini menunjukkan dia telah tertular Covid-19 dua kali. Kini, berapa lama kekebalan alami terhadap Covid-19 dapat bertahan menjadi pertanyaan terbuka bagi para peneliti.

Sebuah studi belum lama ini dari Islandia menemukan bahwa antibodi terhadap virus corona tipe baru, SARS-CoV-2, tampaknya tidak menurun setidaknya selama empat bulan setelah terinfeksi. Studi jenis lain dari virus corona musiman telah menunjukkan bahwa orang dapat terinfeksi kembali dalam waktu enam bulan dan lebih umum setelah sekitar satu tahun.

Sementara itu, di Amerika Serikat, seorang pria berusia 25 tahun dari Nevada dan seorang pria berusia 42 tahun di Virginia mengalami serangan Covid-19 kedua sekitar dua bulan setelah mereka dinyatakan positif untuk pertama kalinya. Tes gen menunjukkan kedua pria itu memiliki dua jenis virus yang sedikit berbeda.

Hal tersebut menunjukkan bahwa mereka tertular infeksi dua kali. Para peneliti mengatakan, ini adalah kasus infeksi ulang Covid-19 pertama yang didokumentasikan di Amerika Serikat. Sekitar dua puluhan kasus reinfeksi Covid-19 lainnya telah dilaporkan di seluruh dunia, seperti di Hong Kong, Belgia, Belanda, India, dan Ekuador.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement