Jumat 16 Oct 2020 17:20 WIB

Akibat Covid-19, Dunia Kini Terperangkap dalam Syndemic

Kegagalan kesehatan masyarakat membuat populasi rentan terhadap pandemi corona

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi Covid-19. Sebuah studi global menyebutkan bahwa saat ini dunia terperangkap dalam syndemic akibat pandemi Covid-19 yang meningkatkan risiko penyakit lainnya.
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19. Sebuah studi global menyebutkan bahwa saat ini dunia terperangkap dalam syndemic akibat pandemi Covid-19 yang meningkatkan risiko penyakit lainnya.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sebuah studi global menyebutkan bahwa saat ini dunia terperangkap dalam syndemic akibat pandemi Covid-19 yang meningkatkan risiko penyakit lainnya. Syndemic adalah seperangkat masalah kesehatan terkait yang melibatkan dua atau lebih penderitaan, berinteraksi secara sinergis, dan berkontribusi pada kelebihan beban penyakit dalam suatu populasi.

Kemunculan dan tumpang tindih pandemi virus corona dengan peningkatan global yang berkelanjutan dalam kondisi kronis seperti obesitas dan diabetes, ditambah risiko lingkungan seperti polusi udara, telah memperburuk jumlah kematian akibat virus corona.

Ini merupakan hasil dari studi Global Burden of Disease (GBD) yang telah diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet. Studi ini merupakan yang paling komprehensif dari jenisnya.

Studi menganalisis 286 penyebab kematian, 369 penyakit dan cedera, dan 87 faktor risiko di 204 negara dan wilayah untuk menawarkan pandangan tentang kesehatan yang mendasari populasi global dan dampak Covid-19.

"Covid-19 adalah keadaan darurat kesehatan akut-kronis," kata Richard Horton, Pemimpin Redaksi Lancet, dilansir di Reuters, Jumat (16/10).

Horton menggambarkan pandemi virus corona yang dikombinasikan dengan tingkat obesitas global yang tinggi, diabetes, dan penyakit kronis lainnya sebagai syndemic atau synergistic epidemic.

Studi tersebut menemukan bahwa penyebab utama gangguan kesehatan pada orang berusia 50 ke atas di seluruh dunia adalah penyakit jantung iskemik, strok, dan diabetes. Pada orang yang lebih muda, berusia 10 hingga 49 tahun, gejala didominasi oleh cedera di jalan, HIV / AIDS, nyeri punggung bawah dan gangguan depresi.

Studi juga menemukan bahwa peningkatan penyakit kronis, dikombinasikan dengan kegagalan kesehatan masyarakat untuk mengatasi faktor risiko yang dapat dicegah, telah membuat populasi rentan terhadap keadaan darurat kesehatan seperti pandemi virus corona.

"Sifat syndemic dari ancaman yang kami hadapi menuntut agar kami tidak hanya menangani setiap penderitaan, tetapi juga segera mengatasi ketidaksetaraan sosial yang membentuk mereka," kata Horton.

Dia mengatakan kondisi kronis seperti tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, obesitas, dan kolesterol tinggi yang diderita jutaan orang di seluruh dunia telah memainkan peran penting dalam mendorong lebih dari 1 juta kematian akibat Covid-19 hingga saat ini. Kondisi seperti itu, didorong oleh pola makan yang tidak sehat dan tingkat olah raga yang tidak memadai.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement