Sabtu 17 Oct 2020 13:45 WIB

Survei: 20 Persen Publik Tak Tahu Subsidi Kuota Internet

Kemendikbud harus semakin masif melakukan sosialisasi program ini.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Fuji Pratiwi
Seorang Siswi menunjukkan pesan pemberitahuan mendapatkan kuota gratis dari Kemendikbud (ilustrasi). Survei yang dilakukan Arus Survei Indonesia (ASI) mendapati 20 persen masyarakat masih belum tahu ada program subsidi kuota internet untuk pendidikan dari Kemendikbud.
Foto: YUSUF NUGROHO/ANTARA
Seorang Siswi menunjukkan pesan pemberitahuan mendapatkan kuota gratis dari Kemendikbud (ilustrasi). Survei yang dilakukan Arus Survei Indonesia (ASI) mendapati 20 persen masyarakat masih belum tahu ada program subsidi kuota internet untuk pendidikan dari Kemendikbud.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Arus Survei Indonesia (ASI) melakukan survei pendapat publik terkait program bantuan kuota data internet yang digagas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Di dalam survei tersebut, masih ada 20 persen responden mengatakan tidak tahu mengenai kebijakan ini.

Direktur Eksekutif  ASI Ali Rif'an mengatakan, ke depannya Kemendikbud harus semakin masif melakukan sosialisasi program ini. Sosialisasi harus dilakukan terus menerus agar kebijakan ini benar-benar bisa memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya di bidang pendidikan.

Baca Juga

"Kalau belum tahu bagaimana mereka bisa mendapatkan bantuan kuota internet? Ini kerja kehumasan dari Kemendikbud perlu lebih keras lagi agar mendapatkan angka yang bulat," kata Ali, dalam rilis survei secara daring di Jakarta, kemarin.

Selain itu, Kemendikbud juga direkomendasikan meningkatkan sosialisasi terkait penggunaan kuota umum. Sebab, berdasarkan survei pada responden yang sudah mendapatkan subsidi kuota ini, sebanyak 8,9 persen menggunakannya untuk permainan di internet.

Menurut Ali, meskipun 8,9 persen bukan jumlah yang banyak. Namun, perlu ditekankan bahwa subsidi kuota ini diberikan untuk menunjang pembelajaran. Oleh karena itu, penekanan ini menjadi penting agar subsidi kuota tidak disalahgunakan.

Survei ini dilakukan pada tanggal 7 Oktober hingga 11 Oktober 2020 menggunakan metode wawancara yang dilakukan melalui kontak telepon atau kuesioner. Survei dilakukan kepada 1.000 responded dari 34 provinsi di Indonesia menggunakan metode multistage atau random sampling. Adapun margin of error survei ini sekitar 3,10 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement