Senin 19 Oct 2020 21:07 WIB

Psikolog: Support System Bantu Kesembuhan Pasien Covid-19

Dengan dukungan orang di sekelilingnya, pasien Covid-19 akan lebih kuat.

Virus corona (ilustrasi). Pasien Covid-19 membutuhkan support system yang kuat.
Foto: www.freepik.com
Virus corona (ilustrasi). Pasien Covid-19 membutuhkan support system yang kuat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog Edward Andriyanto Sutardhio mengungkapkan pentingnya sistem pendukung (support system). Ia menyebut, sistme pendukung akan dapat membantu proses kesembuhan pasien Covid-19.

"Biasanya penyakit itu tidak mengena ke satu orang, kalau ada satu sakit pasti sekelilingnya terkena, kalau sekelilingnya kuat, orang itu juga akan kuat. Itu yang disebut support system," kata Edward dalam diskusi Satuan Tugas Penanganan Covid-19 yang diadakan di Graha BNPB di Jakarta dan dipantau secara virtual, Senin.

Baca Juga

Dukungan itu penting, karena kehadiran orang lain akan membantu meningkatkan energi positif untuk pasien. Dalam penelitian sebelumnya ditemukan bahwa sentuhan fisik membantu meningkatkan hormon positif seperti oksitosin.

Hal itu, menurut psikolog yang juga akademisi di Universitas Indonesia tersebut, dapat membantu proses pemulihan pasien. Tapi, sekarang ketika bersentuhan dapat menimbulkan kekhawatiran penularan Covid-19, efek yang sama dapat ditimbulkan ketika mendengar suara dari orang terdekat, menurut penelitian terbaru.

Dalam penelitian di China, yang menjadi episentrum pertama Covid-19, pasien yang diperdengarkan suara kerabatnya memiliki tingkat pemulihan yang lebih baik.

"Suara saja tanpa perlu menyentuh itu sudah membangkitkan hormon-hormon positif. Jadi riset dulu sentuhan, itu sekarang yang lebih update dengan suara orang yang kita kasihi," kata Edward.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement