Selasa 20 Oct 2020 11:30 WIB

BI-OJK Sepakat Beri Bank Pinjaman Likuiditas Jangka Pendek

Pinjaman likuiditas diberikan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan perbankan.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolandha
Karyawati menghitung uang rupiah dan dollar AS di salah satu bank di Jakarta, Kamis (10/9/2020). Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis (10/9) ditutup melemah 56 poin atau 0,38% ke level Rp14.855 per dollar AS, dari perdagangan hari sebelumnya yaitu Rp14.799 per dollar AS.
Foto: Antara/Reno Esnir
Karyawati menghitung uang rupiah dan dollar AS di salah satu bank di Jakarta, Kamis (10/9/2020). Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis (10/9) ditutup melemah 56 poin atau 0,38% ke level Rp14.855 per dollar AS, dari perdagangan hari sebelumnya yaitu Rp14.799 per dollar AS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyepakati penguatan proses dalam pemberian Pinjaman Likuiditas Jangka Pendek kepada perbankan. Sebagaimana tertuang dalam Keputusan Bersama tentang Kerja Sama dan Koordinasi BI dan OJK dalam rangka Pemberian Pinjaman Likuiditas Jangka Pendek (PLJP) dan Pembiayaan Likuiditas Jangka Pendek Syariah (PLJPS).

Keputusan Bersama tersebut ditandatangani oleh Gubernur BI, Perry Warjiyo, dan Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso pada Senin (19/10) di Jakarta. Sebagai tindak lanjut terbitnya penyempurnaan ketentuan PLJP/PLJPS Bank Umum pada 29 September 2020.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyampaikan Penyediaan PLJP/PLJPS bagi bank yang mengalami kesulitan likuiditas jangka pendek tetapi masih solven ini sangat krusial untuk menjaga stabilitas sistem keuangan. Koordinasi BI dan OJK dalam pemberian PLJP/PLJPS yang bersifat end-to-end ini dilakukan untuk memperlancar pelaksanaan pemberian PLJP/PLJPS.

"Dengan tetap menjaga prinsip kehati-hatian dan tata kelola yang baik," kata Perry dalam pernyataan bersama, Selasa (20/10).

Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso menyampaikan, Keputusan Bersama ini akan memperkuat pelaksanaan fungsi Lender of the Last Resort oleh BI. Juga memperkuat pelaksanaan fungsi pengawasan perbankan dan Lembaga Jasa Keuangan oleh OJK, serta memperjelas mekanisme dan akuntabilitas masing-masing lembaga.

Wimboh mengatakan kerja sama dan koordinasi BI dengan OJK semakin baik dalam menjaga SSK melalui terciptanya sistem perbankan yang sehat, efisien. Serta berkontribusi optimal bagi perekonomian nasional dan peningkatan kesejahteraan masyarakat luas.

Ruang lingkup koordinasi dan kerja sama terkait PLJP/PLJPS yang dituangkan dalam Keputusan Bersama BI-OJK tersebut mencakup sinergi kedua lembaga. Yakni pada saat pra-permohonan, penilaian terhadap pemenuhan persyaratan, penyampaian informasi persetujuan permohonan, pengawasan terhadap bank penerima, dan pelunasan serta eksekusi agunan. 

Selanjutnya, pedoman pelaksanaan Keputusan Bersama ini akan diatur lebih lanjut dalam Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Anggota Dewan Gubernur BI dan Anggota Dewan Komisioner OJK.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement