Selasa 20 Oct 2020 20:58 WIB

BPRS Botani IPB Ajari Mahasiswa Studi Kelayakan Bisnis

Studi kelayakan bisnis bukan hanya tentang perhitungan proyeksi keuntungan.

Direktur BPRS Botani IPB University, Iwan Rudi Saktiawan  mengajarkan studi  kelayakan bisnis kepada mahasiswa IPB University.
Foto: Dok IPB University
Direktur BPRS Botani IPB University, Iwan Rudi Saktiawan mengajarkan studi kelayakan bisnis kepada mahasiswa IPB University.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Iwan Rudi Saktiawan  SSi, MAg, CIRBD, direktur BPRS Botani IPB University mengajarkan Study Kelayakan Bisnis kepada mahasiswa. Dalam acara Young Entrepreneur and Dreamer, pada Ahad  (18/10) yang digelar oleh Badan Eksekutif Mahasiswa - Keluarga Mahasiswa (BEM KM) IPB University itu, Iwan menyampaikan bahwa studi kelayakan bisnis bukan hanya tentang perhitungan proyeksi keuntungan.

“Studi kelayakan bisnis dimulai dari ide atau gagasan, visi-misi dan dilanjutkan dengan analisis,” kata Iwan Rudi Saktiawan seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Ia menambahkan, analisis yang dilakukan pun meliputi aspek pasar, produksi atau operasi, manajemen, keuangan, SDM dan lain-lain. “Layak tidaknya suatu bisnis tidak bisa disimpulkan hanya dari satu atau beberapa bagian saja, namun dari hasil kajian secara menyeluruh,” ujarnya.

Ia mengemukakan, hasil studi kelayakan bisnis yang baik bukan berarti bisnis tersebut di masa yang akan datang tidak memiliki risiko kegagalan. “Risiko tetap ada, namun dengan adanya studi kelayakan, kegagalan dapat diminimalisasi atau sudah terantisipasi,” tuturnya.

Selain itu, bisnis umumnya tidak bisa langsung sempurna, apalagi pada tahapan rintisan. “Penyempurnaan perlu dilakukan secara berkelanjutan melalui sistem monitoring, pengendalian dan evaluasi yang baik,” ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement