REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Upaya meningkatkan literasi aksara daerah dipandang penting untuk melestarikan warisan sejarah budaya nasional agar tidak hilang. Sehingga dapat terus dinikmati generasi penerus.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menyimpan aksara tersebut secara digital. Hal itu dilakukan Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (Pandi) yang secara aktif bersama pegiat aksara daerah bersama-sama mengawal proses digitalisasi aksara-aksara daerah hingga sampai pada saat ini.
Yudho Giri Sucahyo, ketua Pandi dalam keterangan tertulis Senin (19/10) mengatakan saat ini proses digitalisasi aksara Jawa sudah hampir rampung, dan sudah masuk ke tahap selanjutnya. "Dalam balasan yang kami terima dari Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN), saat ini progres digitalisasi aksara jawa sudah mencapai 80 persen, dan masuk dalam tahap peninjauan stabilitas DNS yang kita punya," katanya.
PANDI bertekad menjadikan seluruh aksara daerah di Indonesia yang masih bisa terlacak jejaknya untuk dijadikan alternatif nama domain internet atau dalam istilah spesifiknya adalah IDN - ccTLD (Internationalized Domain Name - country code Top Level Domain) dan bersama dengan komunitas penggiat aksara, akan mendigitisasikan aksara yang belum terdaftar di Unicode.
Unicode adalah standar dalam dunia komputer untuk pengkodean (encoding) karakter tertulis dan teks yang mencakup hampir semua sistem penulisan yang ada di dunia. Dengan adanya Unicode, pertukaran data teks dapat terjadi secara universal dan konsisten. Kaitannya dengan Aksara, nantinya seluruh Aksara Nusantara bisa diakses di perangkat pintar seperti telfon genggam dan computer/laptop seperti Aksara Latin pada umumnya.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G Plate melakukan pertemuan dengan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengkubuwono X dan juga Dewan Pengurus Pandi yang diundang dalam acara tersebut. Secara eksplisit terungkap dukungan dari Menteri Kominfo dan Gubernur DIY pada upaya digitalisasi aksara daerah yang disampaikan saat rapat yang dilakukan secara terbatas dan ditegaskan melalui momen jumpa pers di hadapan wartawan berbagai media, sesaat usai pertemuan. Pihaknya sangat bersyukur atas dukungan yang diberikan Menkominfo dan Gubernur DIY, usai pertemuan yang digelar di Kepatihan, Yogyakarta, pada Jumat pekan lalu.
Joko Elysanto selaku penggagas komunitas Gerbangpraja bertekad untuk melestarikan aksara jawa agar bisa dikenal luas di masyarakat saat ini. "Dimulai dengan saya menyusun buku Gaul Aksara Jawa. Sebuah pembelajaran aksara jawa dengan metode saya sendiri sebagai sarana untuk menerangi jawa. Kemudian membuat beberapa font aksara jawa, membuat produk kopi dengan kemasan beraksara jawa juga merchandise beraksara jawa untuk remaja. Poin intinya adalah membangun kebanggaan beraksara lokal untuk generasi milenial," kata Joko