REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan, jumlah pesantren yang mencapai 28.194 dengan 18 juta santri memegang peranan penting, strategis, dan unik, dalam pembangunan negara dan masyarakat.
Oleh sebab itu, pemerintah terus memberikan dukungan bagi pesantren. "Agar pesantren dapat berkontribusi membantu meningkatkan kesejahteraan dan memberdayakan masyarakat Indonesia," kata Sri dalam acara Peringatan Hari Santri Nasional secara daring di Jakarta, Kamis (22/10).
Sri mengatakan, salah satu bentuk dukungan pemerintah terhadap pesantren adalah dengan menyediakan akses pembiayaan untuk para santri dalam rangka menyelenggarakan usaha produktif yaitu melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR), termasuk yang berskema syariah. Ia berharap para santri dapat menggunakannya untuk membiayai usaha produktif.
Tak hanya itu, kata dia, pemerintah juga memberikan akses untuk usaha berskala ultra mikro melalui Program Pembiayaan Ultra Mikro (Umi) bagi santri yang masih belum dapat mengakses perbankan melalui KUR. Program Pembiayaan UMi hingga 20 Oktober 2020 telah disalurkan kepada 3,3 juta penerima dengan 565 ribu UMKM di antaranya melalui akad syariah.
"Pondok pesantren juga dapat bekerja sama dengan OJK dan Laznas untuk mendirikan bank wakaf mikro sehingga mampu lebih memberdayakan masyarakat di sekitar pesantren," kata dia.
Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga 9 September 2020 secara kumulatif pembiayaan yang disalurkan bank wakaf mikro telah mencapai Rp 48 miliar.
Pemerintah terus mendukung potensi santri yang berbasis Usaha Kecil Menengah (UKM) dan koperasi yang berbasis industri kelapa sawit. Dalam hal ini Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Kementerian/Lembaga (K/L) lain pada 1 Oktober 2020 meluncurkan pengembangan potensi Santripreneur Berbasis Sawit.
Sri melanjutkan, pemerintah juga meningkatkan kapasitas dan peranan para santri melalui investasi di bidang pendidikan yakni dengan membangun dana beasiswa LPDP. Hingga tahun lalu, telah ada 293 santri yang dikirimkan untuk menempuh pendidikan tingkat magister dan doktor ke seluruh dunia mulai dari Australia, Inggris, Kanada, Swedia, dan Amerika Serikat.