Jumat 23 Oct 2020 03:30 WIB

Kopi dan Teh Hijau Dapat Kurangi Risiko Kematian Diabetes

Riset tentang khasiat kopi dan teh hijau untuk diabetesi ini dilakukan di Jepang.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Penelitian di Jepang menunjukkan minum kopi dan teh hijau bantu tekan risiko kematian penyandang diabetes.
Foto: Pexels
Penelitian di Jepang menunjukkan minum kopi dan teh hijau bantu tekan risiko kematian penyandang diabetes.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi terbaru menyelidiki tentang efek teh hijau dan kopi terkait Dengan risiko kematian di antara penderita diabetes tipe 2. Para peneliti menemukan bahwa minum dua Atau lebih cangkir kopi dan empat cangkir atau lebih teh hijau setiap hari dikaitkan dengan 63 persen lebih rendah untuk semua penyebab kematian.

Di Amerika Serikat (AS), lebih dari satu dari 10 orang dewasa menderita diabetes tipe 2. Secara global, penyakit menyerang sekitar 422 juta orang. Diabetes meningkatkan risiko berbagai kondisi kesehatan, termasuk kanker, patah tulang, demensia, dan penyakit peredaran darah.

Baca Juga

Dilansir Medical News Today, meski pengobatan dapat secara signifikan mengurangi risiko kesehatan yang terkait dengan diabetes, para ahli juga menganggap perubahan gaya hidup sebagai salah satu cara terbaik untuk mengendalikan diabetes tipe 2. Hal ini termasuk makan makanan yang sehat, melakukan lebih banyak aktivitas fisik, dan berhenti merokok.

Selama bertahun-tahun, banyak ilmuwan yang menyelidiki potensi manfaat teh hijau bagi kesehatan. Beberapa penelitian telah menunjukkan hubungan antara konsumsi teh hijau dan risiko diabetes yang lebih rendah.

Ilmuwan lain telah menunjukkan bahwa minum teh hijau dapat meningkatkan kontrol glukosa dan sensitivitas insulin. Namun, hingga saat ini, hanya sedikit peneliti yang meneliti bagaimana teh hijau dapat bermanfaat bagi penderita diabetes tipe 2, secara khusus.

Kopi juga mendapat banyak perhatian ilmiah selama bertahun-tahun. Ada beberapa bukti bahwa konsumsi kopi yang tinggi menyebabkan risiko diabetes tipe 2 lebih rendah dibandingkan dengan konsumsi rendah.

Selain diabetes, ada beberapa bukti bahwa konsumsi kopi dikaitkan dengan penurunan risiko kematian. Namun, seperti halnya teh hijau, hanya sedikit ilmuwan yang menyelidiki hubungan ini pada individu yang menderita diabetes.

Meskipun terdapat kesulitan yang melekat dalam mempelajari efek makanan tertentu pada kondisi kesehatan, bukti bahwa teh hijau dan kopi mungkin bermanfaat bagi aspek kesehatan tertentu semakin meningkat. Belum lama ini, para peneliti dari Kyushu University, Fukuoka Dental College, dan Hakujyuji Hospital, di Jepang, menyelidiki efek kopi dan teh hijau terhadap risiko kematian penyandang diabetes.

Mereka telah ini memublikasikan temuannya di BMJ Open Diabetes Research & Care. Para ilmuwan mengambil data dari Fukuoka Diabetes Registry, sebuah studi yang sedang berlangsung yang dirancang untuk menilai dampak pengobatan dan gaya hidup pada hasil diabetes.

Secara keseluruhan, mereka menggunakan data dari 4.923 peserta dengan diabetes tipe 2. Individu ini berusia 20 tahun atau lebih dengan rata-rata usia 66 tahun.

Setiap peserta memberikan berbagai informasi, termasuk detail tentang kondisi kesehatan yang ada, frekuensi olahraga, status merokok, konsumsi alkohol, durasi tidur, indeks massa tubuh (BMI), tekanan darah, dan gejala depresi. Satu hal yang penting, para peserta juga memberikan rincian tentang diet mereka, termasuk tentang konsumsi kopi dan teh hijau.

Titik akhir utama dalam penelitian ini adalah kematian. Para peneliti mengikuti peserta selama median 5,3 tahun dan selama masa tindak lanjut, tercatat 309 orang meninggal. Untuk tujuan analisis, tim tersebut menganggap empat cangkir atau lebih teh hijau dan dua atau lebih cangkir kopi setiap hari sebagai konsumsi tinggi.

Hasil temuan studi menunjukkan orang yang minum lebih dari satu cangkir teh hijau atau kopi per hari memiliki kemungkinan lebih rendah untuk meninggal karena sebab apapun dibandingkan dengan mereka yang tidak meminum keduanya. Peluang terendah dikaitkan dengan minum teh hijau dan kopi dalam jumlah yang lebih tinggi.

Bahkan, setelah memerhitungkan variabel yang mungkin memengaruhi analisis mereka, penulis menyimpulkan bahwa kombinasi konsumsi teh hijau dan kopi yang lebih tinggi secara signifikan mengurangi semua risiko kematian akibat penyebab sebesar 63 persen, selama median masa tindak lanjut 5,3 tahun.

Saat menghitung kemungkinan kematian di antara peminum teh hijau, mereka menemukan bahwa minum empat cangkir atau lebih setiap hari dikaitkan dengan peluang 40 persen lebih rendah. Namun, meminum kedua minuman tersebut setiap hari menghasilkan efek terbesar.

Dua hingga tiga cangkir teh hijau ditambah dua atau lebih cangkir kopi memiliki peluang 51 persen lebih rendah. Kemudian empat atau lebih cangkir teh hijau ditambah satu cangkir kopi adalah 58 persen lebih rendah, serta empat atau lebih cangkir teh hijau dan dua atau lebih cangkir kopi adalah 63 persen lebih rendah.

Meski demikian, seperti kebanyakan penelitian yang menyelidiki pengaruh satu jenis makanan atau minuman pada suatu populasi, penelitian ini memiliki keterbatasan. Sebagai contoh adalah mengenai informasi konsumsi kopi dan teh hijau setiap peserta berasal dari kuesioner.

Tidak ada memori yang sempurna dan ini membawa kesalahan yang tak terhindarkan ke dalam data. Demikian pula informasi makanan, hanya datang dari laporan peserta di awal penelitian, tetapi selama lima tahun, kebiasaan minum mungkin berubah.

Selain itu, para ilmuwan tidak mengumpulkan informasi tentang faktor-faktor tertentu yang mungkin memengaruhi hasil. Tingkat pendidikan dan pendapatan rumah tangga, contohnya.

"Tingkat pendidikan atau pendapatan yang lebih tinggi mungkin terkait dengan konsumsi kopi yang lebih besar. Mereka mungkin juga terkait dengan risiko kematian yang lebih rendah," jelas tim peneliti.

Selain itu, yang terpenting, penelitian ini bersifat observasi, jadi tidak mungkin membuktikan bahwa teh hijau dan kopi mengurangi kemungkinan kematian. Hanya saja mengonsumsi minuman ini dikaitkan dengan peluang kematian yang lebih rendah.

Meskipun penting untuk memperhatikan batasan penting tersebut, hasil ini menambah bukti bahwa teh hijau dan kopi mungkin bermanfaat bagi individu tertentu dalam beberapa cara.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement