REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi yang dilakukan oleh tim peneliti dari University of Cincinnati, Amerika Serikat (AS) mengungkapkan bahwa suku Maya kuno di Tikal membuat filter air canggih menggunakan bahan alami yang mereka dapatkan dari jarak bermil-mil jauhnya. Ilmuwan menemukan bukti adanya sistem filter di waduk Corriental, sumber air minum penting bagi suku Maya kuno di tempat yang sekarang disebut Guatemala utara.
Sebuah tim multidisiplin dari antropolog UC, ahli geografi dan biologi mengidentifikasi kristal kuarsa dan zeolit yang diimpor bermil-mil dari kota. Kuarsa yang ditemukan di pasir kasar bersama dengan zeolit, senyawa kristal yang terdiri dari silikon dan aluminium, menciptakan saringan molekuler alami. Kedua mineral tersebut digunakan dalam penyaringan air modern.
Kenneth Barnett Tankersley, profesor antropologi dan penulis utama studi mengatakan filter akan menghilangkan mikroba berbahaya, senyawa kaya nitrogen. Logam berat seperti merkuri dan racun lain dari air.
“Hal yang menarik adalah sistem ini masih berlaku sampai sekarang dan Maya menemukannya lebih dari 2.000 tahun yang lalu," ujar Tankersley, dilansir Phys, Jumat (29/10).