Jumat 23 Oct 2020 19:22 WIB

Indonesia Perlu Investasi Satelit untuk Pendidikan

Dengan satelit sendiri, maka pemerintah dapat menekan biaya subsidi kuota internet.

Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) yang juga Rektor IPB University, Prof Dr Arif Satria.
Foto: Dok IPB University
Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) yang juga Rektor IPB University, Prof Dr Arif Satria.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR --   Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI), Arif Satria mengungkapkan, perlunya investasi satelit untuk pendidikan guna mendukung pembelajaran jarak jauh (PJJ) pada masa pandemi sekarang. Hal ini diungkapkan Arif dalam acara Webinar Kampus Merdeka, Forum Majelis Wali Amanat Unsur Mahasiswa Seluruh Indonesia 2020 pada Jumat (23/10). 

Arif menjelaskan, kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang dikeluarkan Kemendikbud beberapa waktu yang lalu kemungkinan masih akan berlanjut sampai pandemi Covid-19 ini benar-benar bisa diatasi. Dirinya mengungkapkan, walaupun covid-19 akan mereda, PJJ akan tetap diadakan, meskipun dengan skala yang lebih kecil.

“Pemanfaatan teknologi dalam kegiatan belajar-mengajar akan menjadi hal yang mendasar, dan adanya pandemi ini bisa kita jadikan momentum untuk mulai mengembangkan teknologi pendidikan, salah satunya dengan satelit pendidikan,”  ujar Arif Satria yang juga menjabat sebagai rektor IPB University.

Ia mencontohkan, investasi Telkom Indonesia untuk Satelit Merah Putih sekitar Rp 2,4 triliun. Sementara Telkom 3S membutuhkan dana sekitar Rp 3,1 triliun. Itu artinya, kebijakan bantuan kuota internet senilai lebih dari Rp  7 triliun per semester untuk siswa, mahasiswa dan pendidik dapat dialihkan ke pengembangan satelit pendidikan ini.

"Dengan satelit sendiri, maka pemerintah dapat menekan biaya subsidi kuota internet sehingga lebih efisien. Sementara mahasiswa, siswa,  guru,  dosen, juga dapat menikmati akses Internet lebih baik dan gratis,"  ujarnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Menurutnya, gagasan tentang pembuatan satelit pendidikan ini pernah disampaikan Arif saat bertemu Presiden Jokowi hari Senin (19/10) lalu di Istana Merdeka.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement