REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Aktivitas Komunikasi yang berkembang seiring dengan kemajuan teknologi telah mendorong perubahan cara orang mengakses informasi. Daya imajinasi yang dituangkan content creator di media menjadi penentu dalam mengemas pesan untuk tiap media yang berbeda.
Perubahan industri periklanan yang cepat membuat kampus harus bisa beradaptasi dengan cepat pula. Untuk mengakomodir perkembangan industri advertising yang pesat, terdapat mata kuliah yang harus ditambahkan. Namun, bagi perguruan tinggi, mencari dosen dari kalangan praktisi yang mumpuni bukan perkara mudah.
Guna menemukan para praktisi yang bersedia membagi ilmu di kampus sekaligus memperbanyak peluang magang, asosiasi Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) membuat sarana berupa aplikasi yang menjembatani pihak kampus dan industri untuk memfasilitasi mahasiswa magang dan kebutuhan dosen praktisi dari dunia industri.
Kebutuhan sumber daya manusia kreatif yang berkecimpung di bidang strategic consultant, content, creative, hingga social creative thinking menjadi hal yang penting. Perguruan tinggi perlu mencetak lulusan di bidang periklanan yang mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan di industri periklanan. "Untuk mengakomodir bisa menambahkan mata kuliah yang terkait dan memperbanyak peluang magang," kata Janoe Arijanto, CEO Dentsu One sekaligus ketua P3I dalam workshop kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta, Jumat (23/10).
Menurutnya, siswa magang perlu memiliki minat yang dalam atas pekerjaan yang ditekuninya. Hal itu akan memunculkan kreativitas yang dibutuhkan dalam menyelesaikan proyek atau instruksi dengan baik. Sebagai ketua P3I pihaknya juga akan mencanangkan prusahaan periklanan menampung mahasiswa magang dengan kuota tertentu sehingga dapat mengakomodir kebutuhan kampus akan tempat magang.
Saat ini industri periklanan memiliki sejumlah kendala dalam menemukan talenta yang potensial. mahasiswa yang mengajukan aplikasi kerja atupun magang sering kali tidak sesuai dengan ekspektasi perusahaan atau kebutuhan industri. Karena itu industri kerap melakukan sejumlah terobosan untuk memperoleh sumber daya manusia (SDM) yang diinginkan. "Kami kerap melakukan kerja sama kelas industri, magang dan sharing atau membuka kelas umum," kata Arif Aryanti, Chief Operating Officer PT RWE Bhinda.
Sementara itu, David Riyanto, Chief Strategic Officer RWE Bhinda juga mengatakan kebutuhan akan kompetensi terkait digital sangat diperlukan untuk memperkaya kemampuan mahasiswa untuk menghadapi perkembangan dunia industri periklanan yang sangat pesat.