Senin 26 Oct 2020 14:35 WIB

Sudah 80 Perguruan Tinggi Ajukan Izin Fakultas Kedokteran

Biaya pendidikan di FK mahal, banyak kampus yang jadikan FK sumber pendanaan.

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Universitas Islam Bandung (Unisba) menyerahkan sumbangan septik tank secara simbolis kepada pihak Kecamatan Bandung Wetan dan Kelurahan Tamansari saat peresmian pemasangan septik tank Komunal secara daring dalam rangka PKM Milad Fakultas Kedokteran (FK) Unisba, di Aula Kantor Kecamatan Bandung Wetan, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Rabu (21/10). Diharapkan dengan adanya septik tank komunal menjadi solusi untuk masalah sanitasi warga.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Universitas Islam Bandung (Unisba) menyerahkan sumbangan septik tank secara simbolis kepada pihak Kecamatan Bandung Wetan dan Kelurahan Tamansari saat peresmian pemasangan septik tank Komunal secara daring dalam rangka PKM Milad Fakultas Kedokteran (FK) Unisba, di Aula Kantor Kecamatan Bandung Wetan, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Rabu (21/10). Diharapkan dengan adanya septik tank komunal menjadi solusi untuk masalah sanitasi warga.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,(Kemdikbud), menerima pengajuan izin pembukaan Fakultas Kedokteran (FK) dari 80 Perguruan Tinggi.  Namun, menurut Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Nizam, hingga saat ini pengajuan izin pembukaan FK lokasinya selalu ada di kota besar.

Hingga saat ini, tak ada perguruan tinggi yang membuka di daerah pelosok yang padahal paling membutuhkan  FK ini. "Padahal, pendidikan dokter kan semangatnya untuk kemanusiaan. Ini tantangan  kami agar FK bisa dibuka hingga ke pelosok," ujar Nizam di acara Sidang Terbuka Senat FK Unisba dalam Rangka Memperingati Milad ke 16 FK, Senin (26/10).

Nizam mengatakan, saat ini biaya pendidikan FK pun sangat mahal. Sehingga, Perguruan Tinggi banyak yang menjadikan FK sebagai sumber pendanaan untuk menyubsidi fakultas lain yang tak laku. "Itu tak baik harusnya FK tak jadi subsidi silang karena mahal. Harusnya fakultas lain juga bisa membiayai dirinya sendiri," katanya.

Nizam berharap, pendidikan dokter mendapatkan pengawalan ketat agar kompeten dalam melayani. Salah satunya, untuk menjaga mutu fakultas kedokteran dengan memberlakukan kuota secara nasional. "Pendidikan kedokteran perlu sumber daya manusia yang baik. Dengan sistem kuota, pendidikan dokter terkawal baik," katanya.

Sementara menurut Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung (Unisba), Nanan Sekarwana, tahun akademik 2019-2020 yang sudah berakhir kemarin berjalan dengan perbedaan yang sangat besar dibandingkan dengan tahun akademik sebelumnya. 

Hal ini, kata dia, karena sejak bulan Maret 2020 kita semua dihadapkan pada situasi pandemi Covid-19 yang mulai memasuki Indonesia. Sehingga, secara nasional membawa dampak dan perubahan yang besar dalam pelaksanaan kegiatan tri darma perguruan tinggi. 

"Praktis kegiatan pada semester ganjil tahun akademik 2019-2020 dapat berjalan sesuai situasi normal, sedangkan semester genap harus kita hadapi dengan metode yang jauh berbeda," katanya.

Kegiatan secara daring, menjadi solusi di tengah pandemi. Mungkin, awalnya sebagaian besar belum familiar dengan pembelajaran jarak jauh, pada akhirnya dituntut harus bisa menjalankannya dan mulai akrab dengan sistem daring tersebut.

Disamping situasi pandemi Covid-19, kata dia, Fakultas Kedokteran Unisba juga mengalami perubahan didalam kepengurusan struktur organisasi. "Saya sebagai dekan baru dilantik pada bulan April 2020, sedangkan pejabat struktural dan fungsional lainnya dilantik pada bulan Juni 2020. Sebagai pejabat baru kami harus bekerja ekstra keras untuk menjalankan tugas baru yang penuh dengan tantangan di tengah situasi pandemi Covid-19 untuk tetap menjaga mutu kualitas mahasiswa dan lulusan," paparnya.

Menurutnya, koordinasi dengan pihak internal Unisba maupun ekternal dengan rumah sakit pendidikan sudah dilaksanakan untuk tetap menjaga keselamatan peserta didik. Terutama, pada tahap profesi, pada saat pembelajaran luring. Penandatanganan nota kesepakatan dengan seluruh direktur dan kepala rumah sakit Pendidikan utama dan jejaring sudah dihasilkan. 

Nanan mengatakan, koordinasi yang berkelanjutan dengan komite koordinasi Pendidikan, tim koordinasi Pendidikan, kepala bagian, pengurus Ikatan Orang Tua Mahasiswa (IKOMAH), dan seluruh orang tua mahasiswa pun sudah dilaksanakan. Semuanya dilaksanakan untuk mendapatkan kesepakatan didalam pelaksanaan pembelajaran di tengah masa pandemi Covid-19 ini. 

"Tak lupa kami pun sudah memfasilitasi pemeriksaan swab PCR dan penyediaan Alat Pelindung Diri (APD) untuk semua level. Semoga pandemi ini cepat berlalu, sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan secara normal Kembali," katanya.

Nanan pun bersyukur, setelah berjuang selama 16 tahun, Alhamdulillah Program Studi Pendidikan Dokter FK Unisba  telah berhasil meraih akreditasi “A” untuk tahap akademik dan profesi dari LAM PT-Kes pada akhir bulan November 2020 berdasarkan SK LAM-PTKes nomor 0651/LAM-PTKes/Akr/Sar/XI/2019 dan SK nomor 0652/LAM-PTKes/Akr/Pro/XI/2019. 

Prestasi tersebut, kata dia, tentunya membanggakan bagi fakultas kedokteran khususnya dan Unisba pada umumnya. Dengan akreditasi A tersebut kita berada pada posisi yang sejajar dengan fakultas kedokteran terkemuka lainnya di Indonesia. 

"Namun kedepan tentunya menjadi tantangan besar untuk mempertahankan bahkan meningkatkan lagi prestasi-prestasi yang sudah diraih selama ini," katanya.

Untuk prestasi di bidang SDM, kata dia, beberapa tenaga dosen di fakultas juga telah berhasil menyelesaikan studi lanjut S2 maupun S3. Tahun akademik 2020-2021 ini, Unisba sudah memproyeksikan beberapa orang dosen untuk melanjutkan studi ke jenjang S3 baik didalam maupun luar negeri. 

Peningkatan jabatan fungsional, kata dia, sudah berhasil direalisasikan dengan mengajukan sebanyak 22 dosen untuk diproses di universitas dan LLDIKTI . "Insya Allah akan meningkatkan performa jabatan fungsional dosen dengan penambahan jumlah 5 asisten ahli, 11 lektor, dan 6 lektor kepala," katanya.

Ditengah situasi pandemi Covid-19, kata dia, Unisba pun berhasil menyelenggarakan ujian OSCE UKMPPD mandiri secara daring pada bulan Agustus 2020. Kelulusan peserta OSCE periode Agustus 2020 mencapai 100 persen. Secara keseluruhan pada tahun akademik 2019-2020 kelulusan first taker peserta OSCE UKMPPD mencapai 99,4  persen. 

Jumlah total peserta first taker CBT UKMPPD,  selama tahun akademik 2019-2020 sebanyak 170 mahasiswa dan yang berhasil lulus secara langsung sebanyak 140 mahasiswa. Sehingga kelulusan first taker CBT UKMPPD  mencapai 82,35 persen. 

Prestasi yang membanggakan, kata dia, buah dari kerja keras semua civitas akademika, termasuk juga alumni dan orang tua. "Jumlah lulusan dokter baru pada tahun akademik 2019-2020 adalah 151, sehingga sampai saat ini FK Unisba sudah menghasilkan total jumlah dokter sebanyak 1041 selama 16 tahun," paparnya. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement