Rabu 28 Oct 2020 13:47 WIB

Kisah Ashabul Kahfi  dan Menyongsong Seabad Sumpah Pemuda

Ashabul Kahfi yang berisi pemuda adalah contoh tentang iman teguh tak tergoyahkan

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Babay Parid Wazdi / Bankir Senior
Foto: istimewa
Babay Parid Wazdi / Bankir Senior

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Babay Parid Wazdi / Bankir Senior

Ikrar Pemuda 1928 yang lebih kita kenal dengan Sumpah Pemuda. Usia mereka yang mengadakan Kongres Pemuda itu ada di kisaran 20 tahunan. Mohammad Hatta menyebut peristiwa ini dengan sebuah letusan sejarah. Dan memang, akhirnya negeri yang merdeka dan berdaulat dengan nama Indonesia, terwujud 13 tahun kemudian, tepatnya 17 Agustus 1945. 

Menyongsong 100 tahun sumpah pemuda, saat ini kita menghadapi  tantangan yakni pandemik dan kesempatan bonus demografi. Kita mesti benar-benar melihat masa depan Indonesia dengan optimis tapi juga kritis. Ibnu Khaldun dalam kitabnya yang terkenal Mukoddimah, mengingatkan kita akan adanya siklus kehidupan dalam berbangsa.

Ada bangsa yang mampu bertahan hanya puluhan tahun, ratusan tahun dan seterusnya. Seratus tahun sumpah pemuda harus menguatkan pemuda  menyongsong jalan baru Indonesia merdeka. Jalan baru menjelang 100 tahun Indonesia merdeka harus sudah lebih terang benderang mengenai kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan berperan dalam percaturan dunia secara bebas aktif.